Yenny Ungkap Prabowo Capres Prioritas Utama
hubungan Yenny dengan Prabowo bukan hanya sekadar kedekatan politik, melainkan hubungan hati.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid bertemu dengan bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (6/9).
Setelah pertemuannya tersebut, Yenny mengaku kedatangannya itu untuk memenuhi undangan Prabowo, karena sudah lama dijanjikan untuk ngopi bersama.
"Saya datang untuk memenuhi undangan beliau (Prabowo) karena sudah lama dijanjikan akan diajak ngopi bareng," katanya, dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (6/9).
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk keakraban antara dirinya dan Prabowo. Yenny pun menegaskan, hubungannya dengan Prabowo tersebut bukan hanya sekadar kedekatan politik, melainkan hubungan hati.
"Jadi, hubungannya ini hubungan hati, bukan cuma sekadar politik, melampaui ajang politik 5 tahunan. Mungkin teman-teman bisa melihat, itu adalah sebuah bentuk keakraban dari kita semua," bebernya.
Yenny juga mengaku memanggil Prabowo dengan sebutan Mas Bowo, sebagai panggilan akrabnya. Hal itu juga karena Prabowo di dunia politik masih tergolong muda, jadi masih pantas untuk dipanggil Mas Bowo.
"Mas Bowo, saya memanggil beliau dari dulu Mas Bowo ya. Usia itu nggak penting, karena apa? Untuk mengabdi pada nusa dan bangsa, kita sama-sama melihat bahwa banyak pemimpin-pemimpin dunia yang usianya sampai hampir 100 tahun. Jadi, Mas Bowo ini usianya kalau dalam politik, usianya masih remaja. Makanya masih sangat pantas dipanggil Mas Bowo," jelasnya.
Yenny menuturkan, kedekatannya dengan Prabowo itu sudah terjalin sangat lama. Bahkan, dari situlah ia menemukan jodoh, yakni suaminya saat ini, Dhohir Farisi, yang pernah menjadi kader Gerindra.
"Kedekatan kami jauh sekali melampaui kami berdua, karena kakek Mas Bowo itu tetanggaan dengan eyang saya. Dulu ketika kakek Mas Bowo berpulang, eyang saya ikut mendoakan," ucapnya.
"Hubungan yang sangat-sangat dekat ini sudah terjalin sangat lama, apalagi kemudian saya mendapatkan berkah besar dari hubungan baik dengan Mas Bowo, yaitu bertemu jodoh saya. Ketika 2009, kami dari PKB Gus Dur mengalihkan dukungan ke Gerindra, di situlah saya ketemu suami saya ketika kami berkampanye untuk Mas Bowo," sambungnya.
Dukungan kiai
Puja-puji pun dilayangkan Yenny kepada Ketua Umum Partai Gerindra itu. Ia menyebut, Prabowo menjadi sosok yang patut menjadi presiden di 2024.
Ia pun mengungkap dukungan sejumlah kiai Nadlatul Ulama (NU) untuk Prabowo. "Banyak sekali kiai-kiai NU yang punya simpati besar untuk Pak Prabowo," terangnya.
Sebelum mendukung calon presiden (capres), Yenny mengaku memiliki dua pertimbangan, yakni secara rasional dan spiritual.
Secara rasional, Yenny mengakui Prabowo memiliki visi yang hebat. Namun secara spiritual, Yenny belum bisa memastikan dukungannya untuk Prabowo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.