Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kyai Cabul Semarang

Kyai Cabul di Semarang, Muh Anwari, Diduga Terseret Kasus Penipuan Jual Beli Tanah Hingga BMT

Tersangka kasus kekerasan seksual sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang, Muh Anwari.

|
Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG / Iwan Arifianto.
Polisi saat menggiring Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari yang menyetubuhi para santriwati untuk menunjukkan lokasi kamar para santri perempuan di pondok tersebut, di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jumat (8/9/2023). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Tersangka kasus kekerasan seksual sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang, Muh Anwari (46) alias Bayu Aji Anwari berpotensi terjerat kasus penipuan.

Hal itu diungkap Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan saat konferensi pers, Jumat (8/9/2023).

"Dugaan tindak pidana lain yang bisa menjerat Anwari yakni kasus penipuan karena ada satu laporan (korban).

Baca juga: Sosok Anwari Kyai Semarang Tersangka Kasus Kekerasan Seksual, Tetangga: Santri Laki Dihukum Fisik

Kasus BMT atau tidak belum saya cek. Yang jelas masih dilakukan penyelidikan oleh unit lain," katanya.

Tersangka kasus kekerasan seksual, Muh Anwari (46) membantah terlibat dalam raibnya uang di BMT Khasanah yang dikelolanya. 

"BMT itu pak Teguh bukan saya. Saya hanya konsep. Sampai sekarang duitnya habis  saya tidak tahu, perkiraan saya masih banyak," katanya. 

Sebelumnya, Haryono (41) pria asal Grobogan melaporkan pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari ke kantor Polrestabes Semarang, Kamis (7/9/2023).

Ia melayangkan aduan ke polisi lantaran merasa tertipu oleh terlapor akibat uangnya yang disimpan di Baitul mal wat tamwi (BMT) Khasanah raib.

BMT Khasanah merupakan lembaga keuangan yang dikelola oleh terlapor.

"Saya mendengar pak Anwar melakukan pelecehan seksual ke para santrinya, maka saya guncang sudah tak percaya ke beliau, habis itu mau ambil uang di BMT ternyata kasnya sudah kosong," katanya.

Ia mengaku, memiliki tabungan sebesar Rp30,2  juta di BMT tersebut.

Tabungan puluhan juta tersebut hasil menabung sejak tahun 2010.

Selama menabung di BMT tak pernah diambil.

Sekali hendak diambil, ia dimarahi oleh terlapor.

Ia Ketika itu hendak mengambil tabungan sebesar Rp5 juta untuk membayar utang ke orangtuanya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved