Berita Internasional
2.000 Orang Tewas Akibat Bendungan Jebol di Libya Timur, 6.000 Hilang
Pihak berwenang di Libya timur mengatakan, sedikitnya 2.000 orang tewas dan ribuan orang lainnya hilang.
TRIBUNJATENG.COM, DERNA - Banjir besar melanda Kota Derna, Libya timur, menyusul badai dan hujan lebat.
Pihak berwenang di Libya timur mengatakan, sedikitnya 2.000 orang tewas dan ribuan orang lainnya hilang.
Juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA) yang menguasai wilayah timur Libya, Ahmed Mismari, mengatakan bencana tersebut terjadi setelah bendungan di atas Kota Derna jebol dan menghanyutkan seluruh lingkungan beserta penghuninya ke arah laut.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas Gempa Maroko Bertambah Jadi 2.862 Orang
Dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi, dia menyebut, jumlah orang yang hilang mencapai 5.000-6.000 orang.

Sebelumnya pada Senin (11/9/2023), kepala kelompok bantuan Bulan Sabit Merah di wilayah tersebut mengatakan, jumlah korban tewas di Kota Derna mencapai 150 orang dan diperkirakan akan mencapai 250 orang.
Libya secara politis terbagi antara timur dan barat.
Pelayanan publik di negara itu telah hancur sejak terjadi pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang memicu konflik bertahun-tahun.
Pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli tidak menguasai wilayah timur.
Di Tripoli, Dewan Kepresidenan yang beranggotakan tiga orang yang berfungsi sebagai kepala negara telah meminta komunitas internasional untuk membantu.
"Kami menyerukan kepada negara-negara persaudaraan dan persahabatan serta organisasi-organisasi internasional untuk memberikan bantuan," kata mereka.
Osama Hamad, kepala pemerintahan paralel yang berbasis di bagian timur, mengatakan kepada televisi lokal bahwa lebih dari 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya hilang.
Setelah menghantam Yunani pekan lalu, Badai Daniel menyapu Mediterania pada Minggu (10/9/2023), membanjiri jalan-jalan dan menghancurkan bangunan-bangunan di Kota Derna, dan menghantam permukiman-permukiman lain di sepanjang pantai, termasuk kota terbesar kedua di Libya, Benghazi.
Video-video dari Kota Derna menunjukkan aliran air yang lebar mengalir melalui pusat kota, di mana sebelumnya hanya ada saluran air yang jauh lebih sempit.
Bangunan-bangunan yang hancur berdiri di kedua sisinya.
Almostkbal TV di Libya Timur menyiarkan rekaman yang menunjukkan orang-orang yang terdampar di atap kendaraan mereka sambil berteriak minta tolong dan air menghanyutkan mobil-mobil.
"Jumlah korban tewas mencapai ribuan, dan korban tewas melebihi 2.000 orang," kata Osama Hamad kepada al-Masar TV.
"Seluruh lingkungan di Derna telah lenyap, bersama dengan penghuninya... tersapu air," tambahnya, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Mismari mengatakan tujuh anggota LNA telah tewas dalam banjir tersebut.
Dikelilingi air
Warga Derna, Saleh al-Obaidi, mengatakan bahwa ia berhasil melarikan diri bersama keluarganya, meskipun rumah-rumah di sebuah lembah di dekat kota telah roboh.
"Orang-orang sedang tidur dan terbangun dan mendapati rumah mereka dikelilingi oleh air," katanya kepada Reuters.
Ahmed Mohamed, seorang warga lainnya, mengatakan, "Kami sedang tidur, dan ketika kami bangun, kami menemukan air mengepung rumah. Kami berada di dalam dan berusaha keluar".
Para saksi mata mengatakan ketinggian air mencapai tiga meter.
Di sebelah barat Derna, visual menunjukkan jalan yang runtuh antara kota pelabuhan Sousse dan Shahat, tempat situs arkeologi Cyrene yang didirikan oleh orang Yunani dan terdaftar di UNESCO.
Parlemen Libya yang berbasis di bagian timur mengumumkan tiga hari berkabung.
Abdulhamid al-Dbeibah, perdana menteri pemerintahan sementara di Tripoli, juga mengumumkan tiga hari berkabung di semua kota yang terkena dampak, dan menyebutnya sebagai "daerah bencana".
Empat pelabuhan minyak utama di Libya, yakni Ras Lanuf, Zueitina, Brega, dan Es Sidra ditutup sejak Sabtu (9/9/2023) malam selama tiga hari.
Operasi pencarian dan penyelamatan dilaporkan masih berlangsung.
Pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat ekstrim, menutup sekolah-sekolah dan toko-toko dan memberlakukan jam malam.
Di Tripoli, pemerintah sementara mengarahkan semua lembaga negara untuk segera menangani kerusakan dan banjir di kota-kota di bagian timur, namun pemerintah tidak memiliki kekuasaan di bagian timur.
Namun, pemerintah Dbeibah bekerja sama dengan Bank Sentral Libya, yang mengucurkan dana ke departemen-departemen pemerintah di seluruh negeri.
PBB di Libya mengatakan bahwa mereka mengikuti perkembangan badai ini dengan seksama dan akan memberikan bantuan yang mendesak untuk mendukung upaya-upaya tanggap darurat di tingkat lokal dan nasional. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bendungan Jebol di Libya Timur, 2.000 Orang Tewas, 6.000 Hilang"
Baca juga: Keripik Ini Dituding Jadi Sebab Kematian Bocah 14 Tahun karena Saking Pedasnya
Penggembala Temukan Bayi Dikubur Hidup-Hidup, Berawal Lihat Tangan Mungil Keluar dari Lumpur |
![]() |
---|
Serangan Geng Tewaskan 50 Orang di Haiti, Mayat-Mayat Dibiarkan Tergeletak hingga Dimakan Anjing |
![]() |
---|
Kasus Pemerkosaan Berantai di Arizona Akhirnya Terungkap Setelah 30 Tahun |
![]() |
---|
Inilah Sosok Diella, "Menteri" AI Pertama di Dunia yang Bertugas Mengawasi Korupsi Kabinet |
![]() |
---|
Pidato Berapi-api Anak SMA Ini Disebut sebagai Pemicu Demo Nepal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.