Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Maroko Batasi Bantuan dari Negara Lain karena Alasan Ini

Pihak berwenang Maroko mendapat kritikan karena menerima bantuan asing secara terbatas.

Kompas.com/Istimewa
Warga berlindung di sebuah alun-alun setelah gempa bumi di Marrakesh pada 9 September 2023. (AFP/FADEL SENNA) 

TRIBUNJATENG.COM, RABAT - Pihak berwenang Maroko mendapat kritikan karena menerima bantuan asing secara terbatas.

Sejauh ini, hanya tim pencarian dan penyelamatan dari empat negara yang diizinkan untuk beroperasi di Maroko setelah diguncang gempa dahsyat.

Hanya tim pencarian dan penyelamatan dari Inggris, Qatar, Spanyol, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang telah diizinkan untuk beroperasi di lapangan oleh pihak berwenang Maroko. 

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Gempa Maroko Bertambah Jadi 2.862 Orang

Padahal ada banyak tawaran bantuan dari berbagai pemerintah di seluruh dunia kepada Maroko.

Bantuan dari empat negara

Seperti diketahui, Maroko telah diguncang gempa paling mematikan dalam lebih dari enam dekade pada pekan lalu.

Gempa berkekuatan magnitudo 6,8 tersebut menghantam Marrakesh dan wilayah terpencil Pegunungan Atlas Tinggi yang terletak sekitar 75 kilometer di sebelah barat kota kuno tersebut.

Menurut laporan Doha News, Qatar telah mengirimkan bantuan kemanusiaan, tim pencarian dan penyelamatan, serta kendaraan, termasuk truk penyelamat. ke wilayah yang terkena dampak gempa di Maroko.

Sementara, Kementerian Pertahanan Spanyol menyampaikan, sebuah unit pencarian dan penyelamatan militer Spanyol dengan 56 penyelamat dan empat anjing pelacak sudah tiba di Maroko pada Minggu (10/9/2023). Sebuah pesawat militer lainnya dengan 30 penyelamat dan empat anjing pelacak juga telah dikirim.

Pada hari Minggu itu, Inggris juga mengatakan telah mengerahkan 60 spesialis pencarian dan penyelamatan, empat anjing pelacak, peralatan penyelamatan, dan tim penilai medis.

Tim penyelamat dan ambulans polisi UEA juga telah dikerahkan.

Tawaran dari negara lain

Sementara itu, Tunisia, Aljazair, Perancis, Jerman, Italia, dan Kanada, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan kesiapakan untuk melakukan intervensi tetapi menunggu pihak berwenang untuk merespons.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) biasanya akan mengelola respons internasional terhadap bencana besar dan keadaan darurat melalui lembaga-lembaganya, seperti Sistem Pengkajian dan Koordinasi Bencana (UNDAC) dan Kelompok Penasihat Pencarian dan Penyelamatan Internasional (INSARAG).

Badan-badan PBB tersebut dapat bergerak dalam waktu 12 hingga 48 jam setelah informasi bencana. Itu akan dikirim sesuai dengan permintaan pemerintah yang terkena dampak serta perwakilan PBB atau koordinator kemanusiaan di negara tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved