Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

SOSOK Imam Anak Petani Asal Klaten Lulus S3 di Austria, Cita-cita Kembangkan Edukasi STEM

Berangkat ke Austria pada 2019, Imam merampungkan studi di Department of Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) Education pada 2023.

Editor: deni setiawan
Dokumentasi Pribadi Imam Fitri Rahmadi
Imam Fitri Rahmadi saat ujian promosi doktor (PhD defence) di Linz School of Education (LSEd), Johannes Kepler Universität Linz, Austria pada Jumat (15/9/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN - Kisah inspirasi nyata disampaikan Imam Fitri Rahmadi.

Sebagai anak seorang petani, pria yang kini berusia 32 tahun dapat mengejar impian setinggi-tingginya.

Dia belum lama ini telah lulus studi S3 di Austria.

Warga Klaten ini pun tak menampik jika awalnya butuh kebulatan tekad untuk mengejarnya, meskipun pula kondisi ekonomi orangtua dirasa kurang memungkinkan.

Baca juga: Bupati Demak Ingin Guru Paud Bisa Wujudkan Pendidikan Anak Usia Dini Kompeten

Menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dengan beasiswa merupakan impian bagi anak-anak di Indonesia.

Salah satu anak negeri yang beruntung itu adalah santri yang juga anak petani asal Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Imam Fitri Rahmadi (32).

Ia baru saja menyelesaikan studi S3 Department of Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) Education, Linz School of Education (LSEd), di Johannes Kepler Universität Linz, Austria.

Seperti dilansir dari TribunSolo.com, dia menceritakan perjuangannya sebelum mendapat beasiswa.

Lahir dari pasangan Sugiarto dan Sudiyem, yang bekerja sebagai petani dan guru.

Imam Juga anak pertama dari 3 bersaudara.

"Ibu saya guru SD, dulu ibu juga minta anaknya jadi guru," ujar Imam.

Dia sebelumnya menempuh pendidikan pesantren di Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo pada 2002 – 2005. 

Kemudian dia memilih mengambil S1 jurusan pendidikan agama Islam.

Baca juga: Maudy Ayunda Ingin Hapus Hal Ini Seumpama Diangkat Jadi Menteri Pendidikan, Netizen: Gak Relate!

"Saat itu saya lihat peluang guru pendidikan agama Islam masih sedikit, jadi kalau lulus masih bisa diangkat (PNS)," ucapnya.

Namun, sesaat sebelum lulus Imam kepikiran untuk menempuh pendidikan lebih tinggi lagi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved