Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Singgih Januratmoko

Sosok Singgih Januratmoko, Anggota Komisi VI DPR RI: PGE Jadi Kunci Kemajuan Ekonomi Nasional

Anggota Komisi VI DPR Singgih Januratmoko mengingatkan ekonomi Indonesia yang bergantung dengan energi fosil, menjadi kurang efisien dan tidak mengunt

ISTIMEWA
Anggota Komisi VI DPR Singgih Januratmoko mengingatkan ekonomi Indonesia yang bergantung dengan energi fosil, menjadi kurang efisien dan tidak menguntungkan. 

TRIBUNJATENG.COM, SURAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR Singgih Januratmoko mengingatkan ekonomi Indonesia yang bergantung dengan energi fosil, menjadi kurang efisien dan tidak menguntungkan.

Geothermal atau panas bumi menjadi solusi strategis, apalagi Indonesia memiliki cadangan terbesar kedua dunia.

“Potensi sumber energi yang terkandung dalam perut bumi Indonesia mencapai 23.965,5 megawatt (MW) atau terbesar kedua di dunia.

Dan baru dimanfaatkan sekitar 9,8 persen dengan kapasitas pembangkit listrik terpasang sebesar 2.342,63 MW dari 16 wilayah kerja (WK),” ujar Singgih usai membuka sosialisasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Syariah Hotel Solo, pada Sabtu malam (19/9).

Singgih mengatakan energi panas bumi jauh lebih efisien, meskipun memerlukan modal besar dalam eksplorasi dan instalasi,

“Namun cadangan yang tak terbatas dan termasuk energi baru terbarukan, menjadikannya energi murah. Indonesia mampu menjadi negara industri papan atas dengan memanfaatkan geothermal sebagai basis energi industrinya,” imbuh Singgih.

Anggota Komisi VI DPR Singgih Januratmoko mengingatkan ekonomi Indonesia yang bergantung dengan energi fosil, menjadi kurang efisien dan tidak menguntungkan.
Anggota Komisi VI DPR Singgih Januratmoko mengingatkan ekonomi Indonesia yang bergantung dengan energi fosil, menjadi kurang efisien dan tidak menguntungkan. (ist)

Negara-negara maju di Eropa sebelum Perang Rusia-Ukraina, mendapat asupan gas murah dari Rusia sehingga produksi industrinya sangat efisien,

“Industri Indonesia bisa setara dengan Eropa sebelum Perang Rusia-Ukraina, bila mampu memaksimalkan energi panas bumi,” ungkap Singgih. Ia pun mendukung Pertamina Geothermal Energy (PGE), mengelola panas bumi, baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan perusahaan mancanegara.

Kelebihan geothermal adalah tidak polutif dan tentu saja ramah lingkungan, serta ketersediaannya sangat melimpah,

“Indonesia merupakan wilayah gugusan cincin api di dunia, meskipun rentan bencana erupsi gunung berapi. Namun di sisi lain mendapatkan berkah energi panas bumi yang melimpah ruah,” ujar Singgih.

Dalam sosialisasi tersebut, Peneliti dan Kepala Divisi Pengembangan Sistem Corner Institute Yogyakarta, Andi Eswoyo mengatakan Indonesia akan bebas karbon pada 2020,

“PGE menjadi pemimpin akselerasi penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan,” ungkap Andi.

Sepanjang 2020, PGE berhasil memproduksi listrik dari sumber energi bersih atau energi terbarukan sebesar 4.618 Giga Watt Hour (GWh).

Angka tersebut naik 14 persen dari target yang ditetapkan perseroan. Andi mengatakan PGE sebagai pelaku utama dalam industri energi panas bumi di Indonesia, memiliki portofolio proyek yang luas dan beragam.

“Dengan teknologi canggih dan tim ahli yang berpengalaman, PGE mengelola rantai nilai produksi energi panas bumi mulai dari eksplorasi hingga distribusi. Memiliki kapasitas terpasang secara own operation sebanyak 672 MW, dan 1205 MW dari Joint Operation Contract (JOC),” tutur Andi.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved