Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Singgih Januratmoko

Asosiasi Peternak Temui BGN Berdayakan Peternak untuk Program Makan Bergizi Gratis

Asosiasi peternak rakyat mandiri yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) dan Gabungan Organisasi Peternak Nasiona

istimewa
Asosiasi peternak rakyat mandiri yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) dan Gabungan Organisasi Peternak Nasional (GOPAN) menemui Badan Gizi Nasional (BGN). 

TRIBUNJATENG.COM -- Asosiasi peternak rakyat mandiri yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) dan Gabungan Organisasi Peternak Nasional (GOPAN) menemui Badan Gizi Nasional (BGN).

Pertemuan pada Selasa (4/3) itu membahas persoalan suplai ayam dan telur, untuk menyuplai Makan Bergizi Gratis (MBG). 

“Program ini sangat bagus karena memiliki multiplier effect yang besar, bisa memutar ekonomi di sekitar dapur Satuan Pelayanan Kebutuhan Gizi (SPKG),” papar Ketua Umum GOPAN Herry Dermawan yang juga Anggota Komisi IV DPR RI.

Sementara itu, Ketua Umum PINSAR, Singgih Januratmoko menegaskan program MBG harus berpihak kepada masyarakat kecil, terutama penyuplai sayur haruslah masyarakat di sekitar dapur SPKG.

Demikian juga halnya pemasok ayam dan telur harus melibatkan peternak ayam mandiri, “Agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” papar Singgih. 

Pasalnya, menurut Singgih, kondisi peternak ayam saat ini sangat memprihatinkan karena harus bersaing dengan konglomerasi perunggasan, yang menguasai hulu hingga hilir.

Peternak mandiri dengan modal kecil bisa tersingkir, “MBG ini bisa menjadi pintu penyelamat peternak kecil, apabila pemerintah masih peduli dengan peternak rakyat,” tegas Singgih yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI. 

Singgih menegaskan para peternak mandiri yang terhimpun dalam PINSAR dan GOPAN, sanggup menyediakan ayam dengan harapan dibeli pemerintah dengan harga HAP yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Harga tersebut menguntungkan peternak di tengah ancaman harga jagung yang berpotensi naik tahun ini, yang merupakan bahan utama pakan ayam.

“Dengan membeli ayam dari peternak rakyat, juga menyelamatkan surplus ayam nasional yang di atas 10 persen. Sehingga terserap dan membantu menormalkan harga pasaran ayam di pasar-pasar tradisional,” tutur Singgih.

Pada kesempatan itu, Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola MBG Badan Gizi Nasional, Tigor Pangaribuan mengatakan pihaknya membuka seluas-luasnya kerja sama dengan masyarakat, terutama dengan peternak,

“Kami membuka ruang bagi para peternak atau asosiasi peternak melalui koperasi, untuk membuka dapur SPKG,” papar Tigor. 

Namun, harus memenuhi kriteria yang telah kami tetapkan seperti higienisitas, lokasi, dan peralatan dapur, “Ini untuk memasak 3.000 porsi bukan seperti restoran ataupun katering pengantin. Jadi harus memenuhi persyaratan yang kami tetapkan,” tuturnya. 

Ia pun memaparkan beberapa syarat, di antaranya dapur untuk SPKG memiliki lahan seluas 600-800 m2. Ruangan dapur harus memiliki pintu masuk untuk bahan mentah seperti ayam, telur, dan sayur-mayur.

Selanjutnya terdapat pintu keluar hasil olahan masakan, “Ini untuk menjamin higienis untuk menghidarkan siswa dari keracunan atau kontaminasi bakteri,” ujar Tigor yang pernah menjabat Direktur SDM PT Timah.

Ia membuka ruang kerja sama, karena membutuhkan 30.000 lebih dapur SPKG untuk melayani 82 juta anak, “Dengan membentuk koperasi, para peternak memiliki modal untuk membangun dapur, menyediakan alat masak, hingga wadah makan stainless steel,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved