Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

guru berkarya

Belajar Berbasis Masalah

Sebagai makluk hidup manusia terus berusaha untuk berubah dalam berbagi hal ke arah yang lebih baik.

Editor: Editor Bisnis
IST
Moohchin, ST., Guru TKL SMK Negeri 2 Sragen 

Oleh: Moohchin, ST., Guru TKL SMK Negeri 2 Sragen

Sebagai makluk hidup manusia terus berusaha untuk berubah dalam berbagi hal ke arah yang lebih baik. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan dalam hidupnya. Untuk mencapai sebuah perubahan diperlukan sebuah proses belajar.  Belajar tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi harus melalui proses setahap demi setahap yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama.

Menurut Syaiful dan Aswan (2014:5) menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Dalam kegiatan proses pembelajaran disekolah seorang peserta didik dilatih melalui proses pembiasaan yang akhirnya akan menjadi kebiasaan. Pembiasaan dan kebiasaan tersebut merupakan perubahan tingkah laku baik dalam pengetahuan, ketrampilan, dan juga sikap yang lebih baik.

Dalam proses pembebelajaran tersebut digunakan sebuah model pembelajaran, yaitu : suatu pola yang digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran  tersebut diperlukan agar pendidik dapat melaksanakan proses pembelajaran secara terarah sesuai target yang akan dicapai.

Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung.

Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran TITL SMK Negeri 2 Sragen menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Tujuan dari PBL adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, ketrampilan kolaborasi dalam mencapai kemampuan akademik yang lebih tinggi. Sintak PBL meliputi, pertama mengidentifikasi masalah. Kedua, menetapkan masalah melalui berpikir. Ketiga, mencari solusi melalui pengidentifikasian. Keempat, melakukan tindakan. Kelima, melakukan evaluasi dari solusi yang telah dilakukan.

Pada proses pembelajaran dengan model PBL mata pelajaran TITL tersebut dimunculkan sebuah masalah mengenai sebuah instalasi listrik yang arusnya tidak mengalir pada beban. Hal tersebut menjadikan peralatan listrik tidak bekerja dikarenakan tidak adanya arus yang mengalir. Peserta didik diminta untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan masalah tersebut, yakni dengan mencari penyebab dari hilangnya arus listrik dalam jaringan tersebut. Kemudian, melakukan analisa mengenai penyebab dari hilangnya arus listrik tersebut. Selanjutnya, menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi hilangnya arus listrik. Peserta didik berikutnya melakukan identifikasi dan diskusi dengan teman untuk menyamakan pandangan guna melakukan tindakan perbaikan dari hilangnya arus listrik dalam jaringan. Menjelang akhir, peserta didik mengamati dan mengevaluasi hasil dari tindakan perbaikan pada jaringan yang telah dilakukan. Setelah tahapan-tahapan tersebut dilakukan diharapkan akan dapat mengatasi masalah mengenai hilangnya arus listrik dalam jaringan. Secara umum peserta didik SMK Negeri 2 Sragen merasa lebih senang dengan pelajaran praktek secara langsung. Dengan praktek langsung peserta didik merasa lebih mudah untuk memahami mengenai pelajaran yang sedang dipelajarinya.

Metode belajar berbasis masalah ini menjadikan peserta didik memiliki kreatifitas yang lebih baik,  dapat meningkatkan ketrampilan, dan juga peserta didik terlatih untuk berfikir secara kritis. Dari hasil pengamatan terlihat jelas keaktifan peserta didik meningkat selama proses pembelajaran. Selain itu  proses pembelajaran menjadi lebih kondusif dikarenakan peserta didik aktif dalam mencari penyelesaian dari malasah yang dihadapi. Dapat disimpulkan bahwa metode belajar ini cocok untuk siswa SMK Negeri 2 Sragen.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved