Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Cinta Kapten Pierre Tendean dan Rukmini yang Berakhir Tragis karena Keganasan Cakrabirawa

Kisah Cinta Kapten Pierre Tendean dan Rukmini yang Berakhir Tragis karena Keganasan Cakrabirawa

|
Penulis: non | Editor: galih permadi
Kolase Tribun/Twitter
Kisah Cinta Kapten Pierre Tendean dan Rukmini yang Berakhir Tragis karena Keganasan Cakrabirawa 

Kisah Cinta Kapten Pierre Tendean dan Rukmini yang Berakhir Tragis karena Keganasan Cakrabirawa

TRIBUNJATENG.COM - Berikut kisah cinta Kapten Pierre Tendean dan Rukmini yang berakhir tragis karena keganasan Cakrabirawa.

Kapten Pierre Tendean merupakan seorang perwira TNI yang menjadi korban keganasan pasukan Cakra Birawa pada 1965 silam.

Perwira bernama lengkap Pierre Andries Tendean tersebut tewas dalam peristiwa Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI).

Tewasnya Pierre Tendean juga mengakhiri kisah cintanya dengan Rukmini.

Pierre tewas saat berusia 26 tahun saat melindungi pimpinannya, Jenderal AH Nasution.

Rukmini pertama kali bertemu Pierre saat ditugaskan sebagai Komandan Pleton Batalion Zeni Tempur 2, Kodam I Bukit Barisan di Sumatera Utara.

Saat itu Rukmini diketahui masih duduk di bangku SMA, ia dan Pierre terpaut usia 8 tahun.

Kisah cintanya dengan Rukmini berawal dari teman Pierre yang mengenalkan mereka berdua.

Awalnya Pierre, tak mau dengan perjodohan dari temannya tersebut.

Namun, karena Pierre merasa lelah dengan tawaran dari teman-temannya itu, akhirnya Pierre pun luluh.

Pada pertemuan pertama, ternyata Pierre langsung jatuh hati pada karakter Rukmini.

Ketertarikan Pierre Tendean terhadap Rukmini tumbuh semakin besar karena sosok Rukmini yang sederhana.

Namun hubungan Pierre dan Rukmini tidaklah mulus.

Keduanya sempat menjalani hubungan jarak jauh karena Pierre harus melanjutkan sekolah di Sekolah Intelijen TNI AD di Bogor, Jawa Barat.

Selain itu, keduanya juga sempat terhalang oleh restu orang tua masing-masing karena perbedaan agama.

Rukmini merupakan wanita asal Medan, Sumatera Selatan yang memiliki darah Yogyakarta.

Ia juga dari keluarga penganut agama Islam yang taat.

Keluarga besar Rukmini termasuk dalam Barisan Muhammadiyah Kota Medan dan Yogyakarta.

Rukmini juga dikenal sebagai gadis yang salehah dan rajin beribadah.

Keduanya masih terus berkomunikasi dan berusaha menjalin hubungan sebaik mungkin lewat surat cinta karena menjalin hubungan jarak jauh.

Setelah dua tahun mengenal, pada 1965, Pierre dan Rukmini memutuskan merencanakan pernikahan.

Pierre pun menulis surat ke keluarganya untuk meminta doa restu menikahi Rukmini.

Kemudian pada 31 Juli 1965, Pierre ditugaskan mendampingi Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution untuk bertugas ke Medan.

Pierre yang resmi menjadi ajudan dari Jendral AH Nasution sejak 15 April 1965 dan pangkatnya naik menjadi Letnan 1.

Saat bertugas mendampingi Jenderal AH Nasution di Medan, Pierre menyempatkan diri menemui keluarga Rukmini untuk melamar.

Kemudian disepakatilah rencana pernikahan akan digelar pada November 1965.

Namun, pada tanggal 31 Juli 1965 menjadi pertemuan terakhir Pierre dengan Rukmini.

Lantaran, Pierre meninggal dunia pada 1 Oktober 1965 silam karena peristiwa G30S/PKI. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved