Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Daftar Tamtama Malah Diterima Bintara, Kepala SMKN 1 Mojosongo Sebut Ravi Atqiyah Aktif di Paskibra

Raffi yang bernama asli Ravi Atqiyah melamar sebagai Tamtama tetapi malah diterima sebagai Bintara berkat keahliannya menguasai empat bahasa

|
Penulis: iswidodo | Editor: Muhammad Olies
IG/Andreli_48
Kisah mengharukan seorang pemuda bernama Rafi Atqiya calon siswa tamtama diluluskan KSAD Jendela Dudung Abdurachman masuk pendidikan bintara TNI AD. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Remaja asal Boyolali bernama Raffi sedang naik daun dan mendapat banyak pujian di media sosial.

Raffi yang bernama asli Ravi Atqiyah melamar sebagai Tamtama (ijazah SMP) tetapi malah diterima sebagai Bintara (ijazah SMA) berkat keahliannya menguasai empat bahasa yaitu Inggris, Rusia, Italia dan Arab.

Dikutip dari Youtube TNI AD, Ravi Atqiyah menceritakan latar belakang hidupnya. Remaja ini lahir di Boyolali, 10 Maret 2002. Tetapi sekarang tinggal di Kampung Gajruk, Desa Bintangresmi, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten.

"Saya tinggal di Kampung Gajruk, Desa Bintangresmi, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, bersama dengan nenek," kata Ravi sebagaimana dalam video Youtube TNI AD.

Ravi cerita demikian di hadapan Jenderal Dudung Abdurachman Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Ravi menguasai empat bahasa asing, dan kemampuan bela diri boxing serta debus.

Hal itu membuat Jenderal Dudung kagum.

Sehingga terjadilah peristiwa daftar Tamtama malah langsung diterima Bintara.

Baca juga: Daftar Tamtama, Rafi Atqiya Langsung Lolos Jadi Bintara Tanpa Tes, Jenderal TNI Dudung Terkesima

Tribunjateng.com wawancara by phone dengan Kepala SMKN 1 Mojosongo Kabupaten Boyolali tempat dulu Ravi menimba ilmu.

"Namanya Ravi Atqiyah, kelas XI PMHP. Tahun 2019 mengundurkan diri sebagai mengikuti ibunya karena ayahnya meninggal dunia. Kemudian dia sekolah di SMAN 1 Cipanas," kata Drs Agus Margono Kepala SMKN 1 Mojosongo Kabupaten Boyolali, Senin (2/10/2023) malam.

Menurut Agus Margono, saat itu sebenarnya sekolah sudah membujuk untuk melanjutkan di SMKN 1 Mojosongo hingga lulus. Tapi kemauan kuat Ravi untuk pindah mengikuti ibunya sangat kuat.

Jadi kelas X dan XI ditempuh di SMKN 1 Mojosongo (dulu namanya Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP) Boyolali. Kemudian kelas XII ditempuh di sekolah lain, di Cipanas.

Ketika sekolah di SMKN 1 Mojosongo, Ravi dulu mengambil jurusan Pengawasan Mutu Hasil Pertanian (PMHP).

"Menurut catatan sekolah, Ravi dulu aktif sebagai Paskibra. Anaknya juga rajin serta punya kemauan kuat," terang Kepala Sekolah.

Kepala Sekolah menerangkan, sebenarnya di SMKN 1 Mojosongo ada ekstrakurikuler bahasa Jerman dan Bahasa Jepang.

"Keahlian Bahas Rusia dan Italia mungkin dipelajari secara otodidak. Karena di sekolah sini ekstrakurikuler-nya Bahasa Jerman dan Bahasa Jepang," terang Agus Margono kepada Tribunjateng.com.

Baca juga: Babinsa Viral Gadaikan Motor untuk Urai Macet 16 Jam Diberi Kenaikan Pangkat oleh Jenderal Dudung

Baca juga: Video KASAD Jenderal Dudung Abdurachman Resmikan Tugu Perjuangan Pekalongan Diprakarsai Habib Luthfi

Sekolah beralamat di Jalan Raya Boyolali - Solo KM 2 Tegalwire, Mojosongo, Boyolali ini mempunyai 6 program keahlian dan 9 kompetensi keahlian.

Yaitu keahlian agribisnis tanaman, program agribisnis ternak, program usaha pertanian terpadu (UPT), program agroteknologi pengolahan hasil pertanian (APHP), program teknik mesin (TM), serta program teknik pertanian terpadu (TPT).

"Ya kami turut bangga dan bersyukur anak yang pernah bersekolah di sini bisa diterima sebagai tentara," tutur Agus Margono. Menurutnya tahun 2023 ini telah menerima siswa baru sebanyak 600 lebih. Padahal pendaftar lebih dari 2.000 calon siswa. Total murid sekarang 1877 siswa/siswi. SMKN 1 Mojosongo merupakan 1 di antara 1000 SMK unggulan di Indonesia. (wid)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved