Berita Nasional
Dituntut Hukuman Mati, Wowon Cs Hanya Tertunduk Mematung dan Tak Berkomentar
Kasus pembunuhan berantai yang menggemparkan Indonesia itu kini sudah sampai ke tahap tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).
TRIBUNJATENG.COM, BEKASI - Kasus Wowon dan dua partner in crime-nya, Solihin alias Duloh dan Dede Solehudin, sempat alot di persidangan lantaran jaksa lima kali menunda tuntutan.
Kasus pembunuhan berantai yang menggemparkan Indonesia itu kini sudah sampai ke tahap tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).
Senin (2/10/2023) di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi, ketiga terdakwa akhirnya mendengarkan tuntutan atas perbuatan melakukan pembunuhan berencana terhadap tiga korban, Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).
Baca juga: Pembunuhan Berantai Mbah Slamet Banjarnegara Mengingatkan pada Kasus Wowon cs, Ini Persamaan Mereka
Dituntut hukuman mati
Datang pukul 12.10 WIB, Wowon dkk melepaskan rompi tahanan dan borgol, lalu ketiganya dipersilakan duduk di kursi terdakwa.
Kemudian, jaksa Omar Syarif Hidayat membacakan tuntutan untuk tiga terdakwa sekaligus. Omar menilai ketiganya terbukti bersalah membunuh ketiga korban.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa satu, Wowon Erawan, dua Solihin alias Duloh, dan tiga Dede Solehudin berupa pidana mati," ujar Omar dalam persidangan, Senin.
Tuntutan ini sejalan dengan dakwaan terhadap ketiga yang melanggar Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Usai menjatuhkan tuntutan pidana mati, Omar membacakam hal-hal yang memberatkan serta meringankan hukuman untuk ketiga terdakwa.
"Hal yang memberatkan tuntutan terdakwa Wowon Duloh Dede bahwa terdakwa telah menghilangkan nyawa orang lain, terdakwa meresahkan masyarakat dan membunuh secara sadis," ujarnya.
Sementara hal yang meringankan yakni ketiga terdakwa belum pernah terseret hukum pidana sebelumnya.
Tertunduk dan mematung
Selama persidangan berlangsung, Wowon terlihat menundukkan kepalanya. Ia tidak menatap ke depan seperti sidang-sidang sebelumnya.
Entah apa yang dipikirkan, terdakwa yang kerap dipanggil Aki Banyu itu masih tetap menunduk usai jaksa membacakan tuntutan.
Sementara itu, Duloh dan Dede hanya bisa mematung saat mendengar tuntutan itu. Meski tidak menunduk seperti Wowon, keduanya juga tidak membuat gerakan apa-apa.
Wowon, Solihin, dan Dede lalu digiring kembali ke ruang tahanan oleh petugas tanpa komentar sedikit pun walau para awak media sudah mencecar berbagai pertanyaan.
Wowon rindu keluarga
Hanya satu hal yang disampaikan Wowon, bukan soal tuntutan hukumannya, tetapi kerinduannya akan kehadiran keluarga selama menghadapi persidangan.
Selama persidangan bergulir di PN Bekasi, Wowon tidak pernah sekali pun dijenguk oleh keluarganya, bahkan sampai sidang tuntutan.
"Ada yang pengin disampaikan? Sama keluarga?" tanya awak media.
"Ya saya pengin ketemu sama keluarga," ucapnya.
Ketika ditanya alasan ingin bertemu keluarga, Wowon mengaku rindu. Ia sudah lama tidak bersua keluarga.
"Iya (rindu), sudah lama enggak ketemu," tutur dia.
Ajukan pledoi
Hakim Ketua Suparna memberikan waktu dua minggu untuk penasehat hukum Wowon Dkk mempersiapkan pledoi atau nota pembelaan.
"Saudara kami beri waktu, karena ini ancaman hukuman maksimal sehingga untuk kesempatan menyiapkan pembelaan kami beri waktu dua minggu," tutur Suparna.
Mendengar itu, ketiga terdakwa pun mengangguk. Mereka akan mengajukan pledoi yang akan dibacakan pada 16 Oktober 2023.
Sementara itu, kuasa hukum Wowon Sugijati menuturkan, selama belum ada putusan Majelis Hakim PN Bekasi, pihaknya bakal mengusahakan membela terdakwa.
"Belum ada putusan (dari majelis hakim) itu wajib kita meringankan terdakwa. Untuk meringankan mudah-mudahan seumur hidup ataupun 20 tahun," ujar Sugijati.
Sugijati menuturkan, ketiga terdakwa memperlihatkan penyesalan mereka. Wowon, Solihin dan Dede telah mengaku menyesal.
"Penyesalan itu pasti ada, kami sudah tanya, mereka sudah menyesali perbuatan mereka," ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Wowon Dkk Dituntut Hukuman Mati, Hanya Terdiam Tak Beri Komentar..."
Baca juga: Istri Pembunuh Berantai Wowon Menangis Histeris saat Reka Adegan: Tobat, Pak!
Kabar Gembira! Tarif Listrik PLN Per 1 Oktober 2025 Dipastikan Tetap, Daya Beli Masyarakat Terjaga |
![]() |
---|
PLN Pasang Tiang Listrik di Lahan Warga Tanpa Izin, Bisakah Digugat? |
![]() |
---|
Eks Anggota DPRD Wahyudin Pamer Gaji Pertama Setelah Dipecat, Rp200 Ribu dari Angkut Semen dan Arang |
![]() |
---|
Kelakuan Oknum ASN Bapenda Kota Bandung Berakhir Pemecatan, Tilap Uang Pajak Rp321 Juta |
![]() |
---|
Tragedi Suami Bunuh Istri di Jakarta, Leher Dijerat Tali Saat Duduk, Pemicunya Perselingkuhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.