Berita Kudus
Disbudpar Kudus Mulai Garap Serius Potensi Wisata Alam Lereng Gunung Muria
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus saat ini menggarap serius sejumlah destinasi wisata di kawasan lereng Gunung Muria.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus saat ini menggarap serius sejumlah destinasi wisata di kawasan lereng Gunung Muria.
Di antaranya destinasi wisata di Desa Colo, Desa Japan dan beberapa desa sekitar di Kecamatan Dawe.
Sektor wisata yang digarap berupa destinasi wisata alam Air Terjun Montel, Air Terjun Tiga Rasa Rejenu, hingga potensi-potensi di dalam desa wisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, Mutrikah mengatakan, tantangan Disbudpar saat ini mengembangkan potensi pariwisata yang berbasis alam, kabudayaan, kerajinan, hingga wisata buatan.
Kata dia, Kabupaten Kudus selama ini dikenal dengan wisata religinya dengan ikon komplek pemakaman Sunan Kudus dan Sunan Muria.
Fokusnya saat ini bagaimana mengembangkan potensi-potensi wisata selain religi untuk meragamkan destinasi wisata di Kota Kretek.
"PR kami bagaimana Kudus ke depan bisa menunjukkan destinasi wisata selain religi. Tantangannya adalah mengembangkan potensi di lereng Gunung Muria," terangnya, Sabtu (7/10/2023).
Mutrikah menjelaskan, Kabupaten Kudus sebenarnya memiliki potensi wisata alam yang menarik. Termasuk budaya dan kopinya.
Di Desa Japan dan Colo, tanaman kopi yang tumbuh subur menjadi daya tarik tersendiri untuk dijadikan sebagai destinasi baru.
Destinasi wisata yang bisa mengangkat nama Kota Kretek di kancah nasional hingga internasional.
Kata dia, Desa Colo dan Japan menjadi desa permulaan yang akan digarap serius.
Memaksimalkan potensi yang ada di dalam dua desa tersebut menjadi daya tarik wisatawan, selanjutnya menggencarkan sisi promosi.
"Japan sudah mampu membangun komunikasi dan jaringan yang kuat. Di Japan mulai membranding dengan potensi kopinya. Biji-biji kopi yang dihasilkan di Japan berkualitas dan paling enak di Kabupaten Kudus," ujar dia.
Mutrikah juga mulai menggarap beberapa desa wisata untuk dikembangkan. Tercatat sudah ada 30 desa wisata yang sudah ber-SK bupati di Kabupaten Kudus.
Dalam mengembangkan wisata daerah, lanjut dia, perlu dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah, masyarakat, dunia atau pelaku usaha, pihak swasta, dan perguruan tinggi.
Lima elemen tersebut menjadi kunci pengembangan pariwisata agar bisa maju dengan cepat.
"Desa Japan sudah didukung oleh Djarum Foundation, Yayasan Konservasi Alam Nusantara, juga perguruan tinggi. Kami akan lakukan mapping untuk melihat mana saja wilayah-wilayah yang bisa dikembangkan. Kuncinya harus banyak membangun jaringan dalam mengembangkan wisata," jelas Mutrikah.
Perwakilan dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Arif Dwi Cahyono menyatakan, pihaknya sudah melakukan pendampingan wisata, rehabilitasi alam berbasis masyarakat dengan penanaman pohon di wilayah lereng Gunung Muria sudah berjalan sejak 2020.
Pihaknya mendorong terlaksananya program berbasis aksi inspiratif warga untuk perubahan.
Yaitu program yang mendorong warga melakukan perubahan sesuai yang diingankan. Fokusnya ditujukan kepada masyarakat dalam hal pendampingan dan penguatan wisata.
"Kita ketahui lanskap desa Japan berpotensi soal wisata. Program rehabilitasi dan restorasi alam masih berjalan. Kami harap Desa Japan bisa terus maju dan lebih mandiri seiring dinobatkan sebagai desa wisata," tuturnya. (Sam)
Pemkab Kudus Dorong 132 Koperasi Desa Merah Putih Jadi Gerai Penyalur Hasil Pertanian |
![]() |
---|
9 Atlet Sepak Bola ASTI Kudus Jajaki Tim Papan Atas Liga 1 Elite Pro Academy |
![]() |
---|
Komitmen Hadirkan Data Valid, Pemkab Kudus Luncurkan Satu Data Satu Kata |
![]() |
---|
Tinjau Pos Kamling, Kapolres Kudus Serahkan Dispenser sampai Lampu Senter |
![]() |
---|
Pengajuan WBTB Tradisi Guyang Cekatak Kudus Masih Berproses |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.