Berita Internasional
Iran Bantah Membantu Hamas Menyerang Israel: Itu Dilakukan Palestina Sendiri
Para pejabat Iran pada Minggu (8/10) membantah bahwa mereka memiliki kaitan dengan serangan kelompok Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada a
TRIBUNJATENG.COM - Para pejabat Iran pada Minggu (8/10) membantah bahwa mereka memiliki kaitan dengan serangan kelompok Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan ini di Israel.
Bantahan dilontarkan meskipun misi negara itu di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan pernyataan yang mendukung serangan dan Hamas yang melakukannya.
"Kami dengan tegas mendukung Palestina, namun, kami tidak terlibat dalam respons Palestina, karena hal ini dilakukan oleh Palestina sendiri," kata pernyataan tersebut.
"Langkah-langkah tegas yang diambil Palestina merupakan pembelaan yang sepenuhnya sah terhadap tujuh dekade pendudukan yang menindas dan kejahatan keji yang dilakukan oleh rezim Zionis yang tidak sah," tambahnya.
Baca juga: RS Indonesia di Gaza Penuh Jenazah, Kamar Mayat Sudah Overload
Dilansir dari Daily Beast, sebelumnya, para pemimpin senior Hamas dan Hezbollah, kelompok Lebanon yang didukung Iran, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa para perwira dari Korps Garda Revolusi Islam Iran membantu merencanakan serangan tersebut dalam serangkaian pertemuan di Beirut.
Para pejabat IRGC bahkan disebut memberikan lampu hijau untuk penyerangan tersebut. Para pejabat intelijen AS mengatakan bahwa mereka tidak dapat menguatkan laporan tentang keterlibatan Iran.
Erdogan Upayakan Perdamaian
Sementara itu, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Senin (9/10) mendesak Israel agar tidak tanpa pandang bulu menyerang warga sipil dalam perangnya dengan militan Hamas di Jalur Gaza.
Namun, Erdogan juga menyampaikan kritik yang terukur terhadap Hamas dan mendesak kedua belah pihak untuk menghormati etika perang.
Erdogan mengatakan kepada Presiden Israel Isaac Herzog melalui telepon, bahwa melukai warga Gaza secara kolektif dan tanpa pandang bulu akan semakin meningkatkan penderitaan dan spiral kekerasan di wilayah tersebut.
Erdogan dengan sungguh-sungguh mendukung perjuangan Palestina dan mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Dia memisahkan diri dari rapat kabinet reguler untuk mengadakan putaran diplomasi telepon yang mendesak pada Senin kemarin yang bertujuan untuk meredakan krisis yang sedang berkecamuk.
Erdogan juga berbicara dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati. Pemimpin Turkiye tersebut mengatakan pada konferensi pers pasca-kabinet, bahwa ia juga menginginkan serangan roket ke kota-kota Israel dan serangan terhadap warga sipil Israel dihentikan.
"Kami meminta Israel untuk menghentikan pengeboman terhadap wilayah Palestina dan Palestina untuk menghentikan gangguan mereka terhadap pemukiman sipil Israel," ungkap Erdogan,
"Perang juga harus memiliki etika tertentu. Semua pihak harus menghormatinya," tambahnya, dikutip dari AFP.
Di sisi lain, para pemimpin Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Italia telah merilis pernyataan bersama yang menyatakan apa yang disebut dukungan yang teguh dan bersatu untuk negara Israel.
Mereka juga memberi kecaman tegas terhadap Hamas. Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel dari Gaza pada Sabtu (7/10) oleh kelompok Hamas.
Israel meresponsnya dengan serangan udara dan pengepungan total terhadap Jalur Gaza.
Dilansir dari DW, pernyataan tersebut dirilis setelah pembicaraan telepon antara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
Kelima negara tersebut lantas membentuk organisasi internasional Quint. Mereka menegaskan bahwa tindakan Hamas tidak memiliki pembenaran dan legitimasi serta harus dikutuk secara universal.
"Dalam beberapa hari terakhir, dunia telah menyaksikan dengan ngeri ketika Hamas membantai keluarga-keluarga di rumah-rumah mereka, membantai lebih dari 200 anak muda yang sedang menikmati sebuah festival musik, dan menculik perempuan-perempuan lanjut usia, anak-anak, dan seluruh anggota keluarga, yang kini ditahan sebagai sandera."
"Negara-negara kami akan mendukung Israel dalam upayanya untuk mempertahankan diri dan rakyatnya dari hal semacam itu. Kami juga menekankan bahwa ini bukanlah momen bagi pihak manapun yang memusuhi Israel untuk mengeksploitasi serangan-serangan ini untuk mencari keuntungan," ujar pernyataan mereka.(irawan/tito/kps/tribun jateng cetak)
Apa Itu Demensia Frontotemporal? Penyakit yang Menyerang Bruce Willis hingga Tak Bisa Bicara |
![]() |
---|
Alami Kelumpuhan, Wanita Ini Jadi Orang Pertama Kendalikan Komputer Pakai Chip yang Ditanam di Otak |
![]() |
---|
Dokter Tertidur, Korban Kecelakaan yang Alami Pendarahan Tak Tertolong |
![]() |
---|
Fakta di Balik Film Die Hard 2, Bruce Willis Bertengkar dengan Sutradara Karena Naskah Ini |
![]() |
---|
Viral Seorang Pria Meninggal Setelah Minum Minuman Kaleng Tanpa Dicuci dan Dikencingi Tikus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.