Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Bocah Ini Histeris Tiap Ditinggal Pergi, hingga Ibunya Pergoki Ia Dilecehkan, Lemes Tahu Pelakunya

Bocah tujuh tahun inisial N asal Tambun, Kabupaten Bekasi ini masih trauma dengan kejadian yang dialaminya

Editor: muslimah
SRIPOKU.COM/ANTONI AGUSTINO
Ilustrasi pencabulan terhadap bocah 

TRIBUNJATENG.COM - Bocah tujuh tahun inisial N asal Tambun, Kabupaten Bekasi ini masih trauma dengan kejadian yang dialaminya.

Ia beberapa kali menerima pelecehan seksual dari ayah tirinya.

Rasa trauma membuat ia tidak mau keluar bermain bersama teman-temannya.

Ia juga  tidak mandi dua hari karena trauma masuk kamar mandi

Peristiwa pelecehan terungkap setelah ibu korban, NR (36), akhirnya memergoki kebejatan suaminya.

Baca juga: Penyidik Polda Metro Jaya Habiskan 7 Jam Periksa Kapolrestabes Semarang Soal Dugaan Pemerasan SYL

Baca juga: Bapak Jadi Kades, Anaknya Jabat Sekdes, Kini Keduanya Terjerat Kasus Penyelewengan Dana Desa

NR memergoki suaminya, DSN (26), hendak melakukan aksi bejatnya di kamar saat N tengah tertidur pada 24 September 2023 sekitar pukul 03.00 WIB.

Melihat kelakuan suaminya itu, NR langsung jatuh lemas.

Dia tidak menyangka suaminya melakukan hal sekeji itu kepada anaknya.

"Mau ngeliat ayahnya sudah tidur apa belum, pas saya lihat, Allahuakbar, astaghfirullah, yang tadinya saya berdiri sampai jatuh lemas," ujar NU saat ditemui di Kantor Desa Tambun, Rabu (11/10/2023).

DSN sempat berkelit

Syok melihat suaminya berusaha melecehkan sang anak, NR langsung berteriak dan mencecar berbagai pertanyaan kepada DSN.

Namun, terduga pelaku mengelak.

DSN mengaku tidak melakukan apa pun kepada N.

"Tetap ayahnya mengelak, akhirnya dia nyamperin saya, awalnya posisi (suami) lagi tiduran, celananya setengah terbuka gitu," ucap NR.

NR mengatakan, suaminya bahkan sempat berdalih kalau hal itu dilakukan bukan atas kendalinya.

"Katanya khilaf, 'Bukan saya yang ngelakuin, bukan kehendak saya'. Saya enggak langsung percaya gitu saja," ujarnya.

Pengakuan korban

Saat itu, NR berpikir ada sesuatu yang berusaha ditutupi suaminya.

Diam-diam, ia menanyakan detail kejadian kepada N.

Awalnya, N tidak menjawab saat ditanya.

NR mencoba mendekati, merangkul sang anak agar mau bersuara.

"Akhirnya anak saya nangis, ngaku. Katanya, 'Iya, Mah. Kalau Mama lagi pergi ke Jakarta, ayah begitu ke aku'. Saya di situ tambah lemas, bingung hancur hati saya," ujarnya.

NR mengatakan, beberapa waktu belakangan ini, dia kerap pergi ke Jakarta untuk mengurus akta kelahiran anak kembarnya.

Dari keterangan sang anak, NR kembali mendesak suaminya untuk mengaku.

Akan tetapi, DSN tetap tak ngaku.

Setelah NR menceritakan peristiwa berdasarkan keterangan N, DSN baru mengakui perbuatannya.

Korban diancam

DSN melecehkan N di kamar mandi saat kondisi rumah kosong.

NR sudah berangkat ke Jakarta, sementara anak-anaknya berada di rumah.

Mulut N ternyata dibungkam.

Ia diancam oleh DSN agar tidak menceritakan aksi yang dilakukannya itu kepada NR.

"Saya tanya, 'Kakak kenapa enggak cerita sama Mama?. (Dijawab) 'kakak enggak boleh ngomong, Kakak dilarang ngomong sama Ayah ke Mama'. Kata dia begitu," ujarnya.

Ternyata hal itu yang menjadi alasan N pernah menangis histeris saat akan ditinggal NR pergi.

Namun saat itu NR belum mengetahuinya.

"Dia kejer banget sampai histeris, tapi saya enggak kepikiran kejadian itu sebelum saya pergoki. Mungkin pada saat itu sebenarnya sudah melakukan," ujar dia.

Alami trauma

Akibat pelecehan seksual yang dialaminya, N trauma hingga enggan main ke luar rumah bersama teman-temannya.

Padahal, N sering menghabiskan waktu bermain bersama temannya dari pagi hingga sore.

Kini NR harus terus berada di samping sang anak.

Pasalnya, usai dilecehkan, N menjadi takut bertemu ayahnya.

"Dia jadi murung. Tadinya sudah mau main sama temannya, akhirnya kembali lagi. Ponsel lagi yang dilihat, enggak pernah mau main di luar," ungkap NR.

Selain itu, N juga takut ke kamar mandi yang menjadi tempat ia dilecehkan DSN.

"Ayahnya (sekarang) sudah ditahan, (tapi) dia pernah enggak mandi dua hari. Akhirnya mau mandi, tapi itu di rumah tetangga," imbuhnya.

Akibat pelecehan yang dialaminya, aktivitas sekolah N terganggu.

NR menyebut, sudah dua minggu putrinya tidak sekolah.

Sering dipukul

Terungkapnya pelecehan seksual itu membuat NR teringat ketika N mendapat perlakuan berbeda dari ayah tirinya.

DSN langsung main tangan dan memukul N hanya karena perkara kecil.

NR menduga suaminya itu membenci sang anak.

"Pemukulan itu bukan ke arah begitu (pelecehan seksual). Kadang ayahnya sama dia (korban) memang kayak benci, pokoknya kalau dia ada masalah sedikit itu langsung dipukul," paparnya.

NR masih mengingat ketika putrinya itu dipukul menggunakan hanger atau gantungan baju.

"Terakhir itu ada masalah dipukul sama hanger, ada bekasnya sedikit," kata dia.

Pada saat itu, NR sempat mengancam akan melaporkan suaminya ke polisi. Namun, DSN justru mengancam balik.

"Saya saat itu sempat bilang ,'Yah, ini saya bisa laporin, lho, kamu kayak gini ke anak saya'. Dia (pelaku) ngomong gini, 'Ya sudah, laporin saja. Tapi kamu cari makan sendiri'," ucap NR.

NR kini melaporkan suaminya atas dugaan pelecehan seksual ke Polres Metro Bekasi dengan bukti hasil visum N pada 8 Oktober 2023.

Dikonfirmasi terpisah, Kasie Humas Polres Metro Bekasi AKP Hotma Sitompul mengatakan akan mengecek laporan dari NR. (Kompas.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved