Hamas Vs Israel
Kisah Gus Dur Berani Mengajak Israel Berdiplomasi demi Perdamaian Palestina dan Timur Tengah
Kisah Gus Dur Berani Mengajak Israel Berdiplomasi demi Perdamaian Palestina dan Timur Tengah
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
Kisah Gus Dur Berani Mengajak Israel Berdiplomasi demi Perdamaian Palestina dan Timur Tengah
TRIBUNJATENG.COM - Konflik Palestina dan Israel kembali memanas beberapa hari terakhir.
Perang kedua kubu kembali pecah setelah kelompok Hamas menyerang Israel di perbatasan Gaza.
Hamas mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk merebut kembali tanah air Palestina dari cengkraman Israel.

Baca juga: Perang Israel vs Hamas : 263.934 Warga Gaza Mengungsi
Konflik yang terjadi antara dua kubu tersebut menuai banyak reaksi dari netizen Indonesia.
Tanpa mengetahui lebih jauh apa yang terjadi di Timur Tengah sana, banyak netizen yang spontan membela Palestina.
Hal ini dinilai wajar karena sejak dulu Indonesia memang tidak memiliki hubungan dekat dengan Israel.
Namun perlu diketahui, satu di antara tokoh Indonesia ada yang pernah berkomunikasi dengan Israel dengan tujuan mendamaikan Timur Tengah.
Sosok tersebut adalah Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Dikutip dari Intisari, Gus Dur adalah salah satu tokoh Indonesia yang berperan aktif dalam upaya perdamaian di Timur Tengah.
Sebagai seorang ulama, aktivis, dan mantan presiden, Gus Dur memiliki visi dan misi untuk membawa Indonesia menjadi negara yang berkontribusi positif dalam menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel.
Gus Dur sudah melakukan diplomasi dengan Israel sejak lama, bahkan sebelum ia menjadi presiden.
Pada tahun 1994, ia diundang secara langsung oleh Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara Israel dan Yordania.
Saat itu, Gus Dur bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan agama di Israel, dan ia merasakan hasrat damai yang sama dari mereka.
Gus Dur bukan tidak tahu bagaimana penderitaan rakyat Palestina.
Ia paham benar konflik yang terjadi di sana.
Justru karena itu, ketika ia menjadi presiden pada tahun 1999, Gus Dur mewacanakan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Gagasan Gus Dur sederhana, Indonesia tidak mungkin bisa berperan dalam perdamaian Palestina dan Israel jika tidak menjalin hubungan diplomatik dengan keduanya.
Selain itu, Gus Dur juga memiliki alasan taktis untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Menurut Budiarto Shambazy dalam buku Damai Bersama Gus Dur (2010: 88), ada dua alasan yang diutarakan Gus Dur.
Pertama, Gus Dur ingin memastikan kapitalis George Soros, yang keturunan Yahudi, tidak mengacaukan pasar modal Indonesia.
Kedua, ingin meningkatkan posisi tawar Indonesia di Timur Tengah, sebab selama itu Timur Tengah tidak pernah membantu Indonesia menghadapi krisis ekonomi dan politik.
Namun, gagasan Gus Dur untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel tidak mendapat dukungan dari banyak pihak, baik dari dalam maupun luar negeri.
Gus Dur mendapat tentangan dari sebagian besar umat Islam Indonesia, yang menganggap bahwa Israel adalah musuh utama Palestina dan Islam.
Gus Dur juga mendapat tekanan dari negara-negara Arab, yang mengancam akan memutuskan hubungan dengan Indonesia jika Indonesia menjalin hubungan dengan Israel.
Meskipun demikian, Gus Dur tetap berpegang pada prinsipnya bahwa diplomasi adalah jalan terbaik untuk mencapai perdamaian.
Gus Dur tidak ingin Indonesia hanya menjadi penonton dalam konflik Palestina-Israel, tetapi ingin menjadi bagian dari solusi.
Gus Dur juga tidak ingin Indonesia hanya bersikap reaktif terhadap konflik tersebut, tetapi ingin bersikap proaktif dan kreatif.
Gus Dur memiliki visi bahwa Indonesia dapat menjadi mediator antara Palestina dan Israel, karena Indonesia memiliki pengalaman dalam menyelesaikan konflik internal maupun regional.
Gus Dur juga memiliki misi bahwa Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia bahwa Islam adalah agama yang damai dan toleran, yang menghargai perbedaan dan keragaman.
Gus Dur adalah sosok yang berani dan visioner dalam diplomasi perdamaian di Timur Tengah.
Ia adalah sobat Israel dari dunia Islam, tetapi juga sahabat Palestina dari dunia non-Arab.
Beliau adalah seorang pemimpin yang mencintai kedua belah pihak tanpa memihak salah satu.
Ia adalah seorang ulama yang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan tanpa membeda-bedakan agama dan bangsa.
Update Kondisi Perang Hamas Vs Israel
Kabar dari perang Hamas vs Israel terbaru pada Kamis (12/10/2023), korban tewas mencapai 2.200 orang di kedua pihak.
Pasukan Israel mengatakan bahwa 1.200 orang tewas di negaranya dan mayoritas adalah warga sipil.
Sementara itu di Gaza, pihak berwenang setempat melaporkan lebih dari 1.000 orang tewas akibat serangan udara dan artileri yang terus-menerus dilakukan Israel.
Serangan mendadak Hamas pada Sabtu (7/10/2023) adalah yang terburuk dialami Israel dalam 75 tahun.
Israel kemudian membalasnya dengan membombardir Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, menimbulkan asap hitam yang membubung ke langit dan meratakan seluruh blok kota.
Dikutip dari kantor berita AFP, PBB mengatakan bahwa 11 stafnya tewas di Gaza sejak Sabtu, sedangkan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah kehilangan lima anggotanya.
Pasukan, tank, dan kendaraan lapis baja berat lainnya dikerahkan Israel di sekitar Gaza dalam operasi pembalasan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan Hamas ini belum pernah dialami negara itu sejak Holocaust.
20 warga negara Thailand juga tewas
Jumlah warga negara Thailand yang tewas dalam perang Israel-Hamas bertambah dari 18 menjadi 20 orang pada Rabu (11/10/2023).
Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan, jumlah warga yang disandera juga meningkat dari tiga menjadi 14 orang berdasarkan laporan tak resmi dari warga Thailand di Israel.
Penerbangan repatriasi pertama yang membawa warga Thailand luka-luka diperkirakan mendarat di Bangkok pada Kamis (12/10/2023).
Sudah ada lebih dari 5.000 warga Thailand yang meminta repatriasi ke negara kerajaan tersebut, kata juru bicara Kemenlu Thailand Kanchana Patarachoke.
Kementerian Tenaga Kerja Thailand menyebutkan, ada sekitar 30.000 warga Thailand di Israel dan mayoritas bekerja di sektor pertanian.
Setelah perang Hamas vs Israel pecah pada Sabtu (7/10/2023), sekitar 150 orang dari berbagai negara termasuk perempuan dan anak-anak ditahan oleh Hamas.
(*)
Mesir Usul Gencatan Senjata Dua Hari, Hamas dan Israel Belum Tanggapi Terkait Pertukaran Sandera |
![]() |
---|
Negosiasi Gencatan Senjata Berjalan Alot, Hamas dan Netanyahu Saling Tuduh sebagai Penghalang |
![]() |
---|
Israel Terus Perluas Permukiman Ilegal di Tepi Barat |
![]() |
---|
Kejahatan Kemanusiaan Israel di Gaza dari Penyiksaan hingga Pemusnahan |
![]() |
---|
PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Usulan AS, Pembebasan Sandra dan Penarikan Pasukan dari Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.