Hamas Vs Israel
Israel Terus Perluas Permukiman Ilegal di Tepi Barat
Sejak perang dimulai, Israel telah memajukan lebih banyak unit permukiman di permukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki dan menyita tanah.
TRIBUNJATENG.COM, YERUSALEM -- Sejak perang dimulai, Israel telah memajukan lebih banyak unit permukiman di permukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki dan menyita tanah.
Pada tahun 2023, Israel mencapai rekor jumlah unit permukiman yang dipromosikan. Sekarang, pada tahun 2024, laporan Al Jazeera menyebut hampir 10.000 unit yang dipromosikan atau sedang dalam pembangunan di Tepi Barat yang diduduki.
Warga Palestina mengatakan bahwa Israel terus melanjutkan proyek perluasan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki dengan mengorbankan penduduk asli.
Mereka mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk mengusir sebanyak mungkin warga Palestina dari tanah mereka dan menggantikan mereka dengan pemukim Israel.
Perluasan unit-unit tersebut dan permukiman di Tepi Barat yang diduduki berbanding lurus dengan peningkatan serangan pemukim terhadap warga Palestina.
Jadi, semua rencana ini dipersepsikan oleh Palestina sebagai cara lain untuk mengonsolidasikan keberadaan permukiman dan keberadaan para pemukim di sini, di Tepi Barat yang diduduki.
Negosiasi Stagnan
Omar Baddar, pengamat politik yang bermarkas di AS, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa situasi negosiasi perang Gaza tampaknya tak berjalan signifikan.
"Sepertinya tidak banyak yang berubah di pihak Israel, sejauh ini," ujarnya.Laporan Al Jazeera menyebut, baik Israel maupun Hamas merilis pernyataan yang mengakui bahwa mereka terlibat dalam negosiasi gencatan senjata yang dimediasi.
Sementara AS, disebut Baddar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap Israel.
"AS terus melanjutkan sandiwara dengan bersikeras bahwa Hamas-lah yang menahan kesepakatan gencatan senjata," ujarnya.
"Sementara Netanyahu secara terbuka mengatakan bahwa ia tidak akan menyetujui perjanjian apa pun yang mengakhiri perang secara permanen," tambahnya.
Baddar juga menambahkan ada perpecahan yang sangat serius antara para pemimpin militer Israel yang menyadari bahwa tidak ada jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi Israel dari seluruh kekacauan.
"Mereka berpikir sudah waktunya untuk mengakhiri perang ini dan para pemimpin politiknya sama sekali tidak tertarik melakukan itu," tambahnya.(tito/kps)
Baca juga: Banjir di India dan Bangladesh, Sebanyak 9 Tewas dan Jutaan Orang Terdampak
Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini: 5 Juli 2024 - Intip Keberuntungan dan Tantangan Anda
Baca juga: 14.400 Rupiah Update Harga BBM Pertamina Hari Ini 5 Juli 2024
Baca juga: Inggris Vs Swiss Digelar Sabtu Malam, Ajang Pembuktian Phil Foden Cs The Three Lions Tim Berkelas
Mesir Usul Gencatan Senjata Dua Hari, Hamas dan Israel Belum Tanggapi Terkait Pertukaran Sandera |
![]() |
---|
Negosiasi Gencatan Senjata Berjalan Alot, Hamas dan Netanyahu Saling Tuduh sebagai Penghalang |
![]() |
---|
Kejahatan Kemanusiaan Israel di Gaza dari Penyiksaan hingga Pemusnahan |
![]() |
---|
PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Usulan AS, Pembebasan Sandra dan Penarikan Pasukan dari Gaza |
![]() |
---|
Haniyeh Berduka Israel Bunuh 3 Putra dan 3 Cucunya : Warga Gaza Bayar dengan Darah, Termasuk Saya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.