guru berkarya
Mudahnya Simple Present Tense dengan NHT
Sebagai seorang guru bahasa Inggris SMP saya senantiasa mencoba untuk memberikan pembelajaran yang mengesankan namun mudah untuk dipahami.
Oleh: Yudha Pambudi Wibowo, M.Pd., Guru SMP Negeri 2 Karanganyar Kabupaten Pekalongan
Sebagai seorang guru bahasa Inggris SMP saya senantiasa mencoba untuk memberikan pembelajaran yang mengesankan namun mudah untuk dipahami. Saya mengajar bahasa Inggris kelas VIII A, B, dan C di SMP Negeri 2 Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Saat ini materi pembelajaran bahasa Inggris kelas VIII memasuki unit 7 dan kurikulum yang digunakan di sekolah kami adalah kurikulum 2013. Topik pada unit tersebut yaitu rutinitas yang terjadi di sekolah. Berkaitan dengan materi ini, terdapat 2 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa yaitu KD. 3.7 dan 4.7. Materi grammar pada unit ini adalah simple present tense. Pada materi ini siswa belajar mengenai 3 fungsi dari simple present tense.
Sebagai materi pertama dari semester genap tahun pelajaran 2022/ 2023 yang saya berikan di kelas VIII A, saya mengamati kemampuan siswa dalam menyerap materi simple present tense. Secara umum siswa belum begitu menguasai mengenai fungsi simple present tense dan formula yang digunakan untuk menyusun nominal sentence dan verbal sentence. Kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa adalah penggunaan to be dan double finite verb. Siswa belum begitu memahami fungsi simple present tense terutama general truth. Siswa belum menguasai konsep dan formula simple present tense dalam latihan soal yang dikerjakan. Hal tersebut dapat dijadikan indikator bahwa pembelajaran KD 3.7 dan 4.7 belumlah tuntas.
Pada pertemuan selanjutnya yaitu pada Minggu ke- 4 bulan Januari 2023 saya menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) di kelas VIII A. Kepala Bernomor Terstruktur atau Numbered Head Together merupakan salah satu metode pembelajaran model Cooperative Learning (Lie, 2004). Pada pertemuan ini saya melakukan persiapan untuk menyampaikan pembelajaran seperti: pengelompokan, penyusunan soal dan pembuatan nomor yang akan saya berikan kepada siswa. Untuk melaksanakan metode pembelajaran NHT siswa dikumpulkan ke dalam kelompok yang lebih kecil di mana siswa memiliki karakter yang berbeda namun haru berkolaborasi untuk mencapai tujuan, penataan kelas yang baik, dan penciptaan suasana kondusif senantiasa diupayakan dalam rangka mendorong siswa agar lebih fokus (Widodo, 2006). Sesuai dengan skenario pembelajaran yang saya buat, metode pembelajaran NHT di kelas VIII A dilaksanakan melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: Pembagian kelas yang saya ajar menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 5 siswa. Siswa berhitung 1 – 5 kemudian mereka berkelompok sesuai dengan nomor yang mereka sebutkan. Jumlah siswa yaitu 32 siswa dengan demikian terdapat 6 kelompok. Siswa masih sisa 2 anak masuk ke 2 kelompok. Sehingga 4 kelompok terdiri dari 5 anak dan 2 kelompok tersebut terdiri dari 6 anak.
Kemudian saya memberikan nomor 1 -5 kepada setiap kelompok berwujud topi bernomor yang dipakai oleh setiap anggota kelompok. Lalu saya memberikan tugas sebanyak 5 soal kepada setiap kelompok. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab terhadap nomor soal sesuai dengan nomor yang dipakai di kepala. Kelompok mendiskusikan soal yang didapat bersama dengan anggota kelompoknya masing – masing. Kemudian saya memanggil salah satu nomor siswa. Siswa dengan nomor tersebut melaporkan hasil kerjasamanya. Teman yang lain memberikan tanggapan. Selanjutnya saya menunjuk nomor yang lain. Kemudian, bersama – sama kami menarik simpulan.
Kegiatan pembelajaran dengan materi simple present tense dengan topik rutinitas yang terjadi di sekolah berlangsung dengan baik dan menyenangkan. Pada akhir pembelajaran saya melempar pertanyaan ke siswa mereka menjawab dengan baik dan benar. Kemudian saya mengecek kemampuan siswa untuk memyusun kalimat simple present tense. Beberapa siswa mengerjakan di dengan benar di papan tulis. Respon dan antusias siswa terlihat semakin baik. Pada akhir kegiatan saya memberikan umpan balik dan penguatan.
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.