Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Gangster Jawa Tengah Saling Tantang di Instagram, untuk Konten Sekaligus Eksistensi

Beberapa pekan terakhir ini keberadaan dan ulah gangster di Semarang dan daerah lain di Jawa Tengah meresahkan masyarakat.

Editor: m nur huda
Tribun Jateng
Beberapa pekan terakhir ini keberadaan dan ulah gangster di Semarang dan daerah lain di Jawa Tengah meresahkan masyarakat. 

Anggota gangster dengan usia yang lebih tua bertindak lebih agresif di jalanan. Mereka tidak hanya melakukan tawuran seperti anak jalanan. Lebih dari itu, mereka bertindak lebih kejam berupa melakukan pembacokan kepada pemotor.

Pentolan gangster Armi 059, FM (17) menyebut, anggotanya bisa melakukan pembacokan korban secara acak di jalanan dengan tujuan mencari musuh.

"Yang pembacokan terakhir saya disuruh teman diajak dari jalan Srinindito nyari sampai ke Sampangan kejar orang balik lagi ke Srinindito," katanya saat berbincang dengan Tribun di Mapolda Jateng, pertengahan Agustus 2022.

Tenggak Miras

Ia menjelaskan, kelompok gangsternya sudah eksis selama dua tahunan. Jumlah anggota gangster tersebut ada 11 orang.

"Kegiatannya cuma nongkrong sama cari musuh," tuturnya.

Meski pentolan kelompok gangster ini telah tertangkap, pantauan Tribun, anggota lainnya masih tetap eksis melakukan tawuran yang ditayangkan di akun instagram. Para anggota gangster ini, mengkonsumsi obat-obatan dan minuman keras sesaat sebelum beraksi.

"Bisa pil, bisa minum keras, Ikut-ikut saja lalu saya dikasih senjata tajam," kata tersangka pembacokan, RWP.

Kasatsamapta Polrestabes Semarang AKBP Asep Supriyanto mengatakan, para remaja ini biasanya berkumpul sebelum beraksi. Untuk menaikkan mental mereka ditenggaklah minuman keras.

"Kalau ga nenggak miras, mana berani, biasanya saat operasi seperti kasus kemarin (Sabtu, 28 Oktober 2023) dibarengi minuman keras," jelasnya.

Pesan Senjata

Terkait senjata tajam yang digunakan oleh para gangster, AKBP Asep menyebut, barang tersebut diperoleh dari Jawa Timur yang dipesan secara online kemudian dikirim melalui jasa pengiriman.

"Informasi yang ada, mereka pesan dari Jawa Timur terutama celurit panjang karena di Semarang ga ada yang produksi," paparnya.

Melihat kondisi kenakalan remaja yang cenderung ke tindakan kriminalitas, ia meminta semua pihak untuk bersama-sama menangani persoalan ini. Ia menegaskan, persoalan ini tidak bisa diserahkan ke polisi saja.

Masyarakat harus turut aktif melaporkan potensi kenakalan remaja terutama tawuran sebelum ada kejadian sehingga bisa mencegah adanya korban.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved