Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Sejarah Sumpah Pemuda : Prof Singgih : Sumpah Pemuda Pengingat Bangsa untuk Tak Alergi Perbedaan

Sumpah Pemuda adalah inspirasi bagi Generasi Muda Indonesia untuk bisa Berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan negara.

wordpress
Prof Singgih Tri Sulistiono 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Sumpah Pemuda adalah inspirasi bagi Generasi Muda Indonesia untuk bisa Berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan negara.

Dinukil dari buku Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2023, yang diterbitkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia, tema Hari Sumpah Pemuda yang diusung tahun ini ialah ‘Bersama Majukan Indonesia’.

Hari Sumpah Pemuda diharapkan selalu bisa menjadi momentum untuk mengaktualisasikan semangat Sumpah Pemuda dalam konteks kekinian.

Para pemuda Indonesia bisa mengaktualisasikan diri dengan kegiatan apapun yang bermanfaat di tanah air, agar semangat Sumpah Pemuda tetap terus terpatri di sanubari.

Semangat Sumpah Pemuda harus menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini, untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa,

Berbeda dalam cara dan sudut pandang adalah anugerah, yang terpenting ada wujud yang kongkrit dari perbedaan itu untuk kemajuan bangsa unutuk menuju Generasi Emas Indonesia 2045 mendatang.

“Sumpah pemuda juga sebagai pengingat agar bangsa tidak alergi dengan perbedaan,” tutur Singgih.

Guru Besar Sejarah dari Universitas Diponegoro itu menegaskan, Indonesia dibangun bukan atas dasar persamaan.

“Jadi kalau sekarang ini di Indonesia masih ada orang yang alergi terhadap perbedaan, maka orang itu hidup dalam zaman yang salah. Mestinya hidup dalam zaman abad 19,” tegas Prof DR Singgih Tri Sulistiyono M Hum, Ketua DPW LDII Jateng, Minggu (29/2023). 

Hal ini disampaikan Singgih dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023 yang ke-95, pada Sabtu (28/10).

Sumpah Pemuda sebagai simbol sekaligus tonggak pengingat sebuah kesadaran, bahwa bangsa Indonesia dibangun atas dasar perbedaan dan keragaman.

Hal tersebut ditegaskan Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono, mengomentari konteks kekinian Hari Sumpah Pemuda.

“Sumpah pemuda juga sebagai pengingat agar bangsa tidak alergi dengan perbedaan,” tutur Singgih.

Guru Besar Sejarah dari Universitas Diponegoro itu menegaskan, Indonesia dibangun bukan atas dasar persamaan.

Hal ini disampaikan Singgih dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023 yang ke-95, pada Sabtu (28/10).

Peringatan tahunan yang dilakukan setiap 28 Oktober itu, untuk mengenang sejarah perjuangan pemuda Indonesia.

Menurut Singgih, Sumpah Pemuda yang terjadi pada 1928, mempersatukan pemuda Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Para pemuda di era itulah yang menyebarkan semangat patriotisme dan berhasil menyatukan visi kebangsaan,

“Jadi semangat Bhinneka Tunggal Ika sudah mereka praktikkan,” kata Singgih dalam pernyataannya, Jumat (27/10/2023).

Di tahun 1928, pemuda Indonesia dari berbagai suku, agama, dan daerah bersatu padu untuk menyatakan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Sumpah Pemuda juga menunjukkan bahwa pemuda adalah agen perubahan yang memiliki peran strategis dalam membentuk nasib bangsa.

Singgih mengatakan apa yang mengikat dan mempersatukan mereka adalah visi dan cita kemerdekaan. “Para pemuda di zaman itu bertekad lepas dari penjajahan Belanda guna membangun kesejahteraan dan kemakmuran bersama,” ujarnya. (*)

Baca juga: DPP LDII: Santri Miliki Potensi untuk Sukseskan Indonesia Emas 2045

Baca juga: Ketua DPD LDII Kabupaten Semarang Beraudiensi dengan Bupati: Sinergi Membangun Masyarakat Damai

Baca juga: DPP LDII dan Anggota DPR RI Ingatkan Dampak Politik dan Ekonomi El Nino

Baca juga: HUT TNI ke 73 dan Kodam Diponegoro : LDII Jateng Terinspirasi Semangat Patriotisme & Pengabdian TNI

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved