Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Pengakuan Mantan Gangster Semarang setelah Dipenjara: Jangan Ikut Geng Nanti Menyesal

Gangster sebenarnya sudah ada di Kota Semarang dan Jawa Tengah sejak puluhan tahun silam. Aksi yang dilakukan pun hampir sama, cari keributan, pengero

Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM / Iwan Arifianto.
Puluhan anggota gangster yang masih berusia di bawah umur ditangkap polisi. Penangkapan dilakukan di tiga lokasi berbeda selepas mendapatkan aduan dari masyarakat yang resah adanya tawuran antar gangster dengan membawa senjata tajam pedang, di Mapolrestabes Semarang, Rabu (25/10/2023).  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG  - Gangster sebenarnya sudah ada di Kota Semarang dan Jawa Tengah sejak puluhan tahun silam. Aksi yang dilakukan pun hampir sama, cari keributan, pengeroyokan dan serupanya.

Tribun Jateng menemui mantan anggota gangster yang kini sudah tobat. Sebut saja Kawat (40) warga Kota Semarang. Meski humoris, pria berperawakan tinggi kurus itu punya cerita kelam semasa ia berumur belasan tahun.

Sudah 10 tahun lalu, Kawat bebas usai menjalani hukuman 2 tahun penjara di salah satu lapas di Kota Semarang.

Baca juga: Gangster Semarang Pesan Senjata Secara Online, Ciri Khasnya Tenggak Miras Sebelum Tawuran

Baca juga: Gangster Jawa Tengah Saling Tantang di Instagram, untuk Konten Sekaligus Eksistensi

Baca juga: Anggota Gangster Semarang Bebas Beli Senjata Tajam Melalui Toko Online, Ada Juga Warisan

Baca juga: Kisah Pilu Ibu Dewi : Miris Hati Saya Lihat Anak yang Aku Lahirkan Pertaruhkan Nyawa Demi Gangster

Ia menjalani hukuman lantaran terjerat perkara pengeroyokan tahun 2009. Tak hanya sekali, Kawat terjerat kasus serupa. Pasalnya sebelum dijebloskan ke penjara, Kawat juga tersandung kasus penganiayaan.

Tawuran antar gangster, kata Kawat kepada Tribun Jateng. “Dulu saya sering ikut tawuran antar geng, dari sekolah sudah masuk ke salah satu geng yang ada di Kota Semarang,” jelas Kawat mengenang, Sabtu (28/10).

Meski bukan pentolan gang, namun Kawat merasakan kerasnya masuk ke suatu kelompok. Bukan hanya tawuran, tak jarang gang yang ia ikuti melakukan tindak kriminal. Secara gamblang, Kawat mengaku anggota gang yang ia ikuti sering mencuri berbagai barang.

“Curi telepon genggam sampai kendaraan pernah, hasilnya untuk bersama,” katanya.

Ia berujar hal paling menegangkan saat mengikuti geng adalah tawuran. Menurutnya, tawuran antar kelompok jadi bukti kehebatan gangster saat itu.

“Namanya anak muda, bisa menang saat tawuran jadi hal membanggakan saat itu,” paparnya. Dikatakannya, tawuran antar geng tersebut juga telah disepakati. Sebelum tawuran terjadi, antar geng menyetujui titik yang akan digunakan untuk tauwuran.

Sembari menunjukkan bekas luka di tubuh, Kawat mengatakan jahitan 15 sentimeter tersebut karena sabetan senjata tajam.

“Kalau lengan saya ini terkena sabetan celurit, saat tawuran saya lengah dan disabet dari samping,” terangnya.

Ia menceritakan, beberapa kawan geng lambat laun hilang bak ditelan bumi. Hal tersebut karena mereka terjerat kriminalitas dan menjalani hukuman. Termasuk Kawat yang sudah dua kali masuk tahanan karena kasus kekerasan dan tawuran.

Sekarang sudah tobat. Kawat juga berpesan kepada para anak muda, agar tak terjerumus dan masuk dunia gengster. Pasalnya ia sudah mengalami sendiri dan menyesali apa yang sudah ia lakukan.

"Cukup saya saja yang menjadi contoh, jangan ikut-ikutan. Hidup semakin berat, jangan sampai menyesal di kemudian hari seperti saya," imbunya. (tim/iwn/bud/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved