Mertua Bunuh Menantu di Purwodadi
Hancurnya Hati Sueb, 2 Bulan Lagi Istri Melahirkan, Malah Dibunuh Ayah Kandungnya
Harapan Sueb (31) menimang anak pertamanya yang dilahirkan FA kini tinggal kenangan. Sebab istri tercintanya itu kini sudah meninggal dengan tragis
TRIBUNJATENG.COM - Harapan Sueb (31) menimang anak pertamanya yang dilahirkan FA (23) kini tinggal kenangan. Sebab istri tercintanya itu kini sudah meninggal dengan tragis.
FA dibunuh oleh ayah kandung Sueb yang bernama Khoiri atau Satir (53).
Janin yang dikandung FA sudah berusia 7 bulan. Jika dihitung orok itu dimungkinkan lahir pada akhir Desember 2023 atau awal Januari 2024.
Bahkan jika lahir prematur maka waktu kelahiran bayi mungil dari Sueb - FA bisa lahir lebih cepat lagi.
Sayangnya, kini janin itu beserta ibunya sudah dimakamkan dan dikubur di dalam tanah.
Sueb pun sudah tak bisa lagi melihat wajah istrinya atau calon buah hatinya.
Baca juga: Menantu yang Dibunuh Mertuanya di Purwodadi, Ini Dugaan Motif Pelaku
Baca juga: Detik-detik Penangkapan Mertua di Purwodadi yang Bunuh Menantu Hamil, Sembunyi di Kamar Tetangga
Seperti diberitakan warga Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur digegerkan dengan peristiwa pembunuhan dengan korban FA (23), yang tengah hamil 7 bulan tewas, Selasa (31/10/2023).
Melansir Surya.co.id, korban ditemukan pertama kali oleh sang suami, Sueb (31).
Saat itu, Sueb yang pulang dari bekerja mendapati istrinya dalam kondisi tergeletak bersimbah darah di kasur.
Korban diduga dibunuh menggunakan senjata tajam.
Dugaan itu muncul setelah ditemukan ada luka di area leher korban.
Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Purwodadi, namun ia meninggal saat dalam perjalanan.
Kapolsek Purwodadi, AKP Pujianto mengatakan, pihaknya telah mengamankan Khoiri alias Satir yang menjadi tersangka kasus mertua bunuh menantu itu.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, setelah membunuh korban, pelaku melarikan diri ke rumah tetangganya dan masuk ke dalam kamar, dikunci," ujarnya.
Saat ini, pelaku telah diamankan di Polsek untuk penyelidikan lebih lanjut.
Pujianto mengatakan, pihaknya masih mendalami motif pembunuhan oleh mertua terhadap menantunya.
Namun, sejumlah spekulasi soal motif pembunuhan beredar di masyarakat.
Rumor yang berkembang, pembunuhan itu dilatarbelakangi cinta segitiga hingga ada dugaan rudapaksa.
Khoiri atau Satir (53) mertua yang diduga kuat membunuh menantunya yang sedang hamil 7 bulan di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, saat diamankan polisi, Selasa (31/10/2023).
Sementara dari pengakuan suami korban kepada polisi, sang istri selama ini tak ada masalah dengan pelaku.
Bahkan, korban disebut sangat perhatian kepada ayah mertuanya itu.
"Masih kami dalami, tapi yang jelas suami korban menyebut istrinya itu sangat gemati (perhatian) ke mertuanya, karena sudah dianggap orang tuanya sendiri," terangnya.
Baca juga: Inilah Pesan Terakhir Fitria Almuniroh, Menantu Yang Tewas Digorok Mertua Saat Berduaan di Rumah
Sebelum tewas mengenaskan, korban ternyata sempat berkomunikasi dengan ibu kandungnya, Nurul Afini (49).
Komunikasi itu terjadi via video call WhatsApp, beberapa jam sebelum korban tewas.
Diwartakan Surya.co.id, Nurul Afini mengatakan, komunikasi itu berlangsung selama hampir dua jam, mulai dari pukul 13.00 WIB hingga sekira pukul 14.45 WIB.
Tak ada obrolan yang serius dalam komunikasi tersebut, semuanya terdengar wajar.
Namun, ternyata itu menjadi komunikasi terakhir Nurul dengan anak perempuannya itu.
Sekira pukul 17.30 WIB, ia mendapat kabar bahwa sang anak tak sadarkan diri hingga dilarikan ke Puskesmas Purwodadi.
Mendapat kabar itu, Nurul mendatangi Puskesmas Purwodadi untuk bertemua dengan putrinya.
Namun, setibanya di Puskesams sekira pukul 21.00 WIB, ia harus mendapati kenyataan pahit, anak perempuannya itu telah meninggal dunia.
Ia pun melihat sejumlah kejanggalan di tubuh anaknya yang sudah tidak bernyawa.
Kejanggalan itu berupa luka robek di leher sisi kanan, dan memar di bagian bawah perut.
"Aku tatak (berusaha kuat) di puskesmas. Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya."
"Posisi pegang perut, sininya (leher sisi kanan) menganganga, cuma wajahnya senyum."
"Ya Allah nak, intinya saya mau keadilan," tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.