guru berkarya
Metode Eksperimen Efektif Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki fungsi fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Oleh: Nur khamidah,S.Pd.SD., Guru SDN 01 Bojongbata Kab. Pemalang
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki fungsi fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan peserta didik secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Permasalahan yang dihadapi peserta didik di SD adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Salah satu faktornya, dalam pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah, sehingga peserta didik menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik.
Hasil belajar IPA materi energi panas dan energi bunyi di kelas VI SDN 01 Bojongbata Kabupaten Pemalang menunjukkan angka yang rendah. Dari penilaian di SDN 01 Bojongbata yang hanya mencapai nilai rata-rata 64,59 dengan tingkat keberhasilan 56,76 persen. Nilainya masih di bawah KKM . Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep pembelajaran IPA. Mereka menganggap pelajaran IPA sulit dipahami. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, dan didengarkan kurang berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan. Mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat.
Salah satu metode yang penulis terapkan adalah eksperimen dalam proses pembelajaran IPA materi energi dan perubahannya.. Dengan metode ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik sehubungan dengan kegiatan belajar peserta didik. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila peserta didik banyak aktif dibandingkan guru. Penyampaian materi pelajaran IPA perlu dirancang suatu strategi pembelajaran yang tepat, yakni anak akan mendapatkan pengalaman baru dalam belajarnya, selain itu peserta didik akan merasa nyaman.
Metode eksperimen adalah suatu cara sistematis untuk menyajikan materi pelajaran dengan melibatkan peserta didik secara langsung dalam kegiatan percobaan baik di dalam maupun di luar laboratorium mengenai suatu objek/permasalahan. Sehingga memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Menurut Djamarah (2002:95) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode ini meliputi proses persiapan, mengamati secara proses, menganalisis, dan menyimpulkan hasil percobaan. Dalam proses belajar mengajar, metode eksperimen memberikan kesempatan yang besar kepada peserta didik untuk mengalami atau melakukan sendiri suatu percobaan. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi aktif serta memberikan kebermaknaan bagi dirininya. Ungkapan tersebut senada dengan pendapat Rostiyah (2012:80) yang mengemukakan penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan agar peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Peserta didik juga dapat dilatih dalam cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking).
Melalui kegiatan percobaan inilah, peserta didik dilatih mengunakan logikanya untuk berpikir sistematis dalam membuktikan dan membuat kesimpulan terhadap objek yang dikaji. Penerapan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA materi pokok energi dan perubahannya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VI SDN 01 Bojongbata. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian baik kognitif maupun afektif yang menunjukkan peningkatan nilai dibandingkan dengan tidak menerapkan metode eksperimen. Indikator keberhasilan ini dilihat dari rata-rata nilai kognitif yang diperoleh peserta didik meningkat.
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.