Ganjar-Mahfud Ungguli Prabowo-Gibran Versi Survei Charta Politika
elektabilitas Prabowo justru turun menjadi 44,4 persen berdasarkan survei periode 26-31 Oktober 2023, usai Gibran diumumkan sebagai cawapres.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Dalam survei terbarunya, Charta Politika mencatat pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD paling banyak dipilih responden dengan elektabilitas sebesar 36,8 persen.
Survei dengan simulasi tiga pasangan calon yang telah mendaftar ke KPU itu mencatat pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan kedua dengan 34,7 persen. Terakhir, elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 24,3 persen.
“Secara berpasangan, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menjadi pilihan tertinggi, diikuti Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam konferensi pers, Senin (6/11).
Ia berpandangan, sosok bakal cawapres Gibran Rakabuming Raka justru menjadi beban bagi bakal capres Prabowo Subianto.
Hal itu ia sampaikan berkaca dari elektabilitas Prabowo yang justru turun setelah mengumumkan Gibran sebagai bakal cawapres yang akan mendampinginya di pilpres 2024.
"Kita bisa lihat atau berspekulasi dan membuat hipotesa bahwa masuknya nama Mas Gibran sebagai cawapres malah menjadi liabilities, bukan menjadi aset," bebernya.
Yunarto menuturkan, berdasarkan survei pada 13-17 Oktober 2023, elektabilitas Prabowo unggul dibandingkan Ganjar Pranowo secara head to head dengan selisih 9,8 persen, yakni 49,4 persen berbanding 39,6 persen.
Namun, elektabilitas Prabowo justru turun menjadi 44,4 persen berdasarkan survei periode 26-31 Oktober 2023, usai Gibran diumumkan sebagai cawapres.
Dalam periode yang sama, elektabilitas Ganjar yang sudah menggandeng Mahfud MD sebagai cawapresnya justru mengalami peningkatan menjadi 40,8 persen.
Selisih elektabilitas antara Prabowo dan Ganjar berdasarkan survei terbaru pun menipis menjadi 3,6 persen.
"Meskipun Mas Gibran dengan pede mengatakan, 'tenang Pak Prabowo, saya ada di sini', tapi ternyata kalau kami baca secara elektoral malah secara statistik, secara kuantitatif, malah menjadi beban buat Pak Prabowo," jelasnya.
Yunarto menyatakan, posisi Gibran sebagai bakal cawapres juga mengurangi segmen pendukung Anies Baswedan yang akan memberikan suaranya kepada Prabowo.
"Pemilih Mas Anies yang tadinya mayoritas memilih Pak Prabowo ini mulai ragu, sebagian ke Mas Ganjar, tidak banyak, tetapi lebih banyak lagi ke undecided voters," ujarnya.
Menurut dia, hal itu tidak mengagetkan, karena pemilih Anies adalah kelompok yang bisa disebut anti atau berseberangan dengan sosok Presiden Jokowi. Oleh sebab itu, mereka cenderung enggan memilih Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi.
"(Mereka-Red) mungkin masih memaafkan Pak Prabowo jadi menteri, Pak Prabowo di-endorse Pak Jokowi, tapi ketika menggandeng anaknya, kena dengan isu politik dinasti dan lain-lain, itu kemudian kalau kami lihat di sini potensi, bahkan sudah menjadi beban elektoral buat Pak Prabowo," paparnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.