guru berkarya
Memahami Konsep Belajar IPA Lebih Mudah dengan Model Kontruktivisme
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya
Oleh: Sarno, S.Pd., Guru IPA SMPN 1 Kaliangkrik Kab. Magelang
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur. Selain itu, siswa juga harus memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Kenyataan yang terjadi di SMP Negeri 1 Kaliangkrik Kabupaten Magelang belum sesuai dengan harapan tersebut. Karena siswa hanya menghafal konsep, jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya aktivitas dan nilai harian siswa. Karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvesional, sehingga siswa merasa jenuh dan kurang bersemangat. Untuk itu perlu pemilihan metode atau model pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat dapat memengaruhi proses belajar dan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA adalah model pembelajaran Konstruktivisme.
Model pembelajaran Kontruktivisme merupakan model pembelajaran yang telah penulis terapkan dalam pelajaran IPA pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kaliangkrik Kabupaten Magelang pada semester 2 pada materi Kemagnetan dan Pemanfaatannya. Tujuan pembelajaran model Konstruktivisme adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran Konstruktivisme menurut Karli dan Margareta (2002:16) adalah proses pembelajaran yang diawali konflik kognitif, yang pada akhirnya pengetahuan akan dibangun sendiri oleh melalui pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungannya. Lebih lanjut Thobroni dan Mustofo (20015: 107) menyatakan, konstruktivisme memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran model Konstruktivisme tidak hanya menyuruh kita mengikuti cara orang lain agar dapat menemukan hal-hal yang baru. Akan tetapi, hal-hal yang baru dapat dilakukan dengan cara kita masing-masing, tanpa berpengaruh dari definisi orang lain.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Konstruktivisme pada pembelajaran IPA adalah sebagai berikut: pertama, tahap apersepsi. Ini berguna untuk mengungkapkan tahap awal siswa dan membangkitkan motivasi belajar siswa. Kedua, tahap eksplorasi. Ketiga, tahap diskusi dan penjelasan konsep. Keempat, tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Secara nyata model pembelajaran Konstruktivisme yang penulis terapkan di kelas IX A SMP Negeri 1 Kaliangkrik Kabupaten Magelang pada semester 2 pada materi Kemagnetan dan Pemanfaatannya, menunjukan peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA.
Peningkatan aktivitas ditandai dengan banyaknya siswa yang bertanya, aktif dalam kelompok, dan aktif dalam kerja kelompok. Sebelumnya angka aktivitas siswa 57,14 persen, setelah penerapan model pembelajaran Konstruktivisme meningkat menjadi 85,71 peren. Hasil belajar juga meningkat dibandingkan dengan sebelumnya, dari rata-rata kelas 64,29 menjadi 82,14. Kemudian ditunjukkan data adanya peningkatan persentase siswa yang melampaui KKM, sebelumnya 60,71 persen menjadi 89,29 persen.
Berdasarkan hasil di atas, bisa disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model Konstruktivisme dapat meningkatkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA, Model pembelajaran ini dapat diterapkan pada materi lain maupun mata pelajaran lainnya. Selain itu para siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dimana mereka akan membangun konsep materi yang dipelajari dari dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Sehingga pembelajaran IPA menjadi lebih mudah bagi siswa.
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.