Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Enuh ODGJ Alumni ITB Ditemukan

Enuh Nugraha ODGJ Alumni ITB Dijemput Teman Semasa Kuliah di Rumah Sinau Hurip Kudus

Alumni Teknik Kelautan ITB angkatan 1997, Enuh Nugraha, yang sebelumnya menghilang telah ditemukan di Kudus.

|
Kolase Instagram
Sosok Enuh, mantan mahasiswa ITB kini hidup menggelandang, berbincang dengan Adi Sinau Hurip 

TRIBUNJATENG.COM - Alumni Teknik Kelautan ITB angkatan 1997, Enuh Nugraha, yang sebelumnya menghilang, akhirnya berhasil ditemukan. Setelah melakukan penjemputan di Kudus, rencananya teman-teman kuliahnya akan membawanya ke Bandung dan selanjutnya membawa Enuh ke dokter spesialis kejiwaan.

"Untuk memulai proses penanganan Kang Enuh, yaitu pemeriksaan dan konsultasi dengan ahli kejiwaan," kata Irfan Kusuma, teman dekat Enuh, Kamis (9/11/2023).

Irfan menyampaikan bahwa temuan Enuh merupakan kabar gembira bagi keluarga besar Ikatan Alumni ITB, khususnya Teknik Kelautan 1997.

Baca juga: Kronologi Penemuan Enuh Nugraha di Rembang, Kini Dijemput Teman Kuliah di ITB

Enuh Nugraha yang sebelumnya menghilang sejak 7 Oktober lalu berhasil ditemukan di wilayah Rembang, Jawa Tengah, tepatnya di sekitaran Pasar Pentungan.

Pakar Psikologi

Aulia Iskandar, seorang psikolog dari Fakultas Psikologi Unpad, menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan kejiwaan berat.

"Dalam pandangan psikologis, gangguan jiwa berat pada seseorang dapat dilihat dari tiga faktor. Pertama, predisposisi, seperti apakah ada faktor genetik atau keturunan, serta apakah keluarga yang membesarkannya menghadapi masalah, itu merupakan faktor predisposisi," ungkap Aulia.

Faktor kedua adalah adanya pemicu (trigger) yang memicu gangguan, misalnya situasi spesifik atau stres yang berat yang membuat seseorang merasa kewalahan. Faktor ketiga adalah adanya faktor penguat (reinforcing factors) atau elemen-elemen yang membuat gangguan tersebut terjadi.

"Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki faktor penguat berupa orang tua yang juga mengalami gangguan jiwa berat, itu sudah satu poin. Kemudian, saat bekerja dia mengalami PHK, yang merupakan tekanan berat baginya," jelasnya.

Aulia juga menyoroti faktor-faktor lingkungan yang dapat memperburuk kondisi, seperti dukungan yang kurang, pengucilan setelah kegagalan, hujatan, dan tekanan lingkungan yang lebih memperparah keadaan.

"Dalam dinamika psikologis, kita harus memperhatikan faktornya, karena sesuatu tidak muncul begitu saja. Seperti pada orang yang mengalami gangguan stres pascatrauma, mungkin dia tidak memiliki faktor penguat, tidak memiliki faktor genetik yang membuatnya rentan, tetapi dia dihadapkan pada situasi dahsyat yang mengancam jiwa dan sulit untuk dilupakan," tambahnya.

Ketika ditanyakan mengenai Enuh, yang masih dapat berbicara dan mengingat memori masa lalu, Aulia menyatakan bahwa Enuh sudah mengalami gangguan kejiwaan.

Menurutnya, orang yang mengalami gangguan jiwa berat atau disebut sebagai ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) harus diperhatikan bahwa tidak selalu mereka benar-benar tidak dapat berkomunikasi. Kadang-kadang, mereka masih dapat berbicara untuk hal-hal tertentu, tetapi gejala-gejala tertentu tetap ada.

"Sebagai contoh, adanya halusinasi, datar emosional, suasana hati yang datar tanpa sensitivitas terhadap orang lain, dan dia merasa tidak hangat. Ada gejala-gejala ini yang tetap ada, meskipun ketika diajak berbicara, mungkin dia masih dapat mengingat informasi tetapi gejala-gejala gangguan jiwa berat tetap ada, seperti delusi, halusinasi, atau bahkan pola pikir yang meloncat-loncat," terang Aulia.

Mengenai kemungkinan kesembuhan Enuh, Aulia menyatakan bahwa perlu dilakukan terapi secara komprehensif terhadapnya.

"Terapi harus bersifat komprehensif, termasuk meditasi, terapi obat, psikoterapi, dan intervensi perilaku yang dapat mengembalikan dia ke kehidupan nyata. Misalnya, terapi okupasional yang melibatkan aktivitas seperti berkebun, merawat tanaman, atau membuat kerajinan tangan. Oleh karena itu, pusat rehabilitasi gangguan jiwa menangani kondisi ini secara holistik, meskipun tidak dapat membuat seseorang kembali normal seperti sebelumnya," pungkasnya.

Masih Ahli Matematika

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved