Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Di KTT OKI, Presiden Jokowi Tuntut Israel Bertanggung Jawab Atas Kekejaman yang Terjadi di Palestina

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil bagian dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa

Editor: muh radlis
facebook/Presiden Jokowi
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di King Abdulaziz International Convention Center, Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023) 

TRIBUNJATENG.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil bagian dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi pada Sabtu (11/11/2023).

KTT tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara Islam, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Raja Yordania Abdullah II bin Hussein, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Konferensi tersebut difokuskan secara khusus pada perkembangan situasi perang antara Hamas dan Israel. Dalam pidatonya, Jokowi menekankan perlunya KTT OKI menghasilkan tindakan konkret untuk mengakhiri kekejaman yang terjadi di wilayah Gaza. Mengingat konflik sudah berlangsung selama satu bulan, Jokowi menyatakan keprihatinannya terhadap ketidakmampuan dunia dalam menghentikan kekejaman tersebut.

"Dunia seolah-olah tidak berdaya, lebih dari 7,9 miliar penduduk dunia, dan lebih dari 190 pimpinan negara, tapi sampai saat ini tak satu pun yang mampu menghentikan kekejaman ini," ungkap Jokowi.

Presiden Jokowi memberikan empat saran konkret selama KTT OKI. Pertama, ia mendesak agar gencatan senjata segera dilakukan, karena tanpa gencatan senjata, situasi tidak akan membaik. Jokowi juga menyoroti narasi perlindungan diri yang terus digunakan oleh Israel dan menegaskan perlunya upaya kolektif untuk mencapai gencatan senjata.

"Tanpa gencatan senjata, situasi tak akan membaik. Israel telah gunakan narasi self-defense dan terus lakukan pembunuhan rakyat sipil," ujar Jokowi. "Ini tak lain sebuah collective punishment. Kita semua harus cari jalan agar Israel segera lakukan gencatan senjata," tambahnya.

Kedua, Presiden Jokowi mendorong agar bantuan kemanusiaan dipercepat dan diperluas jangkauannya.

Menurutnya, OKI harus mengusulkan mekanisme bantuan yang lebih bisa diprediksi dan berkelanjutan mengingat situasi kemanusiaan di Gaza sangat memprihatinkan.

"Situasi kemanusiaan sangat memprihatinkan. Contoh, Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza Utara terus menjadi sasaran serangan Israel," ujar Jokowi.

"Sejak kemarin sudah kehabisan bahan bakar. Indonesia meminta semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional," katanya lagi.

Ketiga, Presiden Jokowi menyerukan agar OKI menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap kekejaman kemanusiaan yang telah dilakukan.

Misalnya, mendesak diberikannya akses pada Independent International Commission of Inquiry on the Occupied Palestinian Territory yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk melaksanakan mandatnya.

"Dan terus mendukung proses advisory opinion di Mahkamah Internasional," kata Jokowi.

Keempat, OKI harus mendesak agar perundingan damai segera dimulai kembali demi terwujudnya solusi dua negara dan menolak pemikiran solusi satu negara.

Menurut dia, solusi satu negara hanya akan membuat Palestina dikorbankan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved