Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kementan Raih Aggaran Tambahan Rp 5,8 Triliun, Amran Fokus Tingkatkan Produksi Beras 

fenomena El Nino mengakibatkan produksi beras Indonesia pada periode 2022-2023 mengalami penurunan.

Editor: Vito
KOMPAS.com/Pramdia Arhando Julianto
Mentan Andi Amran Sulaiman 

Percepatan importasi

Selain dari dalam negeri, pemenuhan CBP juga didapatkan dari importasi. Arief mengungkapkan, percepatan realisasi importasi beras dilakukan secara terukur untuk memastikan ketersediaan beras aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat berpendapatan rendah.

“Jadi hari ini kami lakukan importasi, tapi importasi yang terukur, karena tetap menjaga harga di tingkat petani berada di atas biaya produksi dan margin petani. Harga di tingkat petani jangan sampai jatuh, sehingga petani tetap semangat berproduksi,” ujar Arief.

Menurut dia, importasi yang dilakukan pemerintah hanya untuk pemenuhan stok CBP yang harus dimiliki oleh Perum Bulog dalam mengamankan stabilitas pasokan dan harga beras.

Ia pun menegaskan penggunaan CBP hanya diperuntukkan ke program-program pemerintah dalam rangka intervensi pasar dan bantuan ke masyarakat.

“Cadangan beras kami pastikan harus di atas 1 juta ton secured. Ini nomor satu ketersediaan dulu. Kalau harga di hilir tentunya kami tekan dengan upaya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)," ungkapnya.

"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, program bantuan pangan beras ini juga diperpanjang dari hingga Desember 2023, dan nanti di tahun depan juga kita akan siapkan untuk bantuan pangannya hingga Juni 2024,” tambahnya.

Ia berujar, Bapanas bertugas melakukan kalkulasi kebutuhan stok nasional secara komprehensif, dan memastikan ketersediaan telah tercukupi atau diperlukan pasokan dari sumber lain.

"Apabila terlihat ada gejolak harga di masyarakat, kami terus gelontorkan stok dalam bentuk intervensi pemerintah, dan bantuan pangan beras guna menekan harga,” ucapnya.

Di kawasan ASEAN, dia menambahkan, produksi beras Indonesia termasuk yang terbesar. Menurut dia, saat ini yang harus dikejar itu adalah gap (jarak) antara produksi dan konsumsi.

"Gap kita tahun 2022 sekitar 1,3 juta ton. Kalau dengan kebutuhan konsumsi nasional tahun ini sekitar 30 juta ton, sebaiknya produksi dalam negeri terus kita genjot,” terangnya.

Mengutip data USDA (The U.S. Department of Agriculture) tahun 2022, Indonesia termasuk produsen beras terbesar ke-4 di dunia setelah China, India, dan Bangladesh.

Produksi beras Indonesia di 2022 tercatat sebesar 31,5 juta ton, sementara konsumsi selama 2022 sebesar 30,1 juta ton. Dengan jumlah itu, masih ada gap surplus antara produksi dan konsumsi sebesar 1,3 juta ton. (Tribunnews/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz/Kontan.co.id/Ratih Waseso)

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved