Berita Rembang
Sejumlah Tokoh Lintas Agama Sowan Gus Mus di Rembang,Samapikan Keprihatinan
Sejumlah tokoh nasional bersilaturahmi ke kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Rembang, Jawa Tengah,
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, REMBANG - Sejumlah tokoh nasional bersilaturahmi ke kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023).
Tokoh yang hadir, di antaranya Goenawan Mohamad, Lukman Hakim Saifuddin, Erry Riyana Hardjapamekas, Sulistyowati Irianto, Omi Komaria Madjid, Romo Antonius Benny Susetyo, Nong Mahmada, dan Alif Iman Nurlambang.
Para tokoh yang mengatasnamakan diri sebagai Majelis Permusyawaratan Rembang itu mengaku datang ke kediaman Gus Mus untuk berdiskusi mengenai demokrasi di Indonesia saat ini.
Koordinator Majelis Permusyawaratan Rembang Alif Iman Nurlambang mengatakan, demokrasi di Indonesia saat ini memprihatinkan.
Kekuasaan terpusat di eksekutif, Mahkamah Konstitusi penuh dengan intervensi dari eksekutif, hingga ancaman terhadap asas jujur dan adil dalam Pemilihan Umum 2024 yang dikhawatirkan tidak dapat berlangsung dengan baik.
"Sehingga perlu kiranya ada urun rembuk terus menerus dari tokoh-tokoh bangsa ini sebesar dan sebanyak mungkin," ucap Alif usai bertemu dengan Gus Mus.
Dalam pertemuan dengan Gus Mus, para tokoh bangsa ini diberikan dua wejangan penting.
"Gus Mus memberikan nasihat kepada kekuasaan, kepada elite-elite politik bahwa apa yang sudah berlangsung itu, melukai perasaan kita semua. Walaupun kata-kata melukai, kadang-kadang disebut 'sok drama, sok sinetron, kebanyakan drakor', tapi itulah yang perlu dilakukan oleh para budayawan, tokoh-tokoh lintas agama, iman, dan keyakinan," ujar Alif.
Berbagi Rasa
"Kemudian juga para pembela-pembela demokrasi, para pejuang hak asasi manusia, juga termasuk mereka yang bekerja di ruang-ruang anti korupsi," terang dia.
Gus Mus, kata Alif, juga menyarankan agar pertemuan seperti ini dapat disampaikan melalui saluran-saluran yang demokratis.
"Gus Mus menganjurkan agar pertemuan-pertemuan itu dilakukan juga untuk menyerukan kepada warga masyarakat negara Indonesia, bahwa kita harus saling memahami situasi sekarang. Tidak enak kalau kita kutip istilah Pak Jokowi, adalah Indonesia sedang tidak baik-baik saja," ujar Alif.
"Karena itu, nasihat-nasihat penting disampaikan kepada warga negara agar situasi tetap bisa adem. Kekecewaan bisa disalurkan melalui saluran-saluran demokratis sehingga sama-sama memperingatkan agar penguasa juga eling," jelas dia.
"Kita ke Gus Mus untuk sowan, tapi juga berbagi rasa,” ujar sastrawan sekaligus jurnalis senior Goenawan Mohamad.
Menurut Goenawan, saat ini kepercayaan pada sesama itu sangat tipis lantaran banyak sekali kebohongan. Kepercayaan menipis lantaran kesetiaan, suara, hingga kedudukan bisa dibeli.
Situasi ketidakpercayaan antarwarga, kata Goenawan, kian menjadi menjelang Pemilu. Apalagi setelah adanya kontroversi terkait konstitusi.
"Menjelang pemilu dan pilpres menurut saya makin mencemaskan karena aturan bersama mulai dibongkar bahkan dirusak. Terjadinya skandal di MK (Mahkamah Konsitusi) menunjukkan itu," ujar Goenawan Mohamad.
Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan bahwa ia ikut sowan karena menilai Gus Mus sebagai sosok yang memiliki kejernihan berpikir dan kedalaman rasa.
"Beliau menekankan kepada kita harus kembali pada nilai. Beliau mengatakan, saat ini kita sedang mengalami krisis nilai," kata Lukman Hakim.
“Ini tidak hanya dialami oleh sebagian penyelenggara negara, tetapi masyarakat secara keseluruhan,” ucapnya lagi.
Pertemuan sejumlah tokoh di kediaman Gus Mus ini tertutup. Para tokoh hadir di kediaman Gus Mus mulai sekitar pukul 10.30. Pertemuan secara tertutup tersebut berakhir sekitar pukul 12.25.
Kembali ke Nilai
Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengatakan, kedatangan para tokoh itu ke kediaman Gus Mus yaitu untuk silaturahmi sekaligus mengonfirmasi keresahan hati mereka atas kondisi bangsa kepada Gus Mus.
"Kami silaturahmi dan mengonfirmasi apa yang kami rasakan selama ini terkait kehidupan berbangsa dan bernegara. Kami menyampaikan yang kami rasakan. Keresahan kegelisahan masyarakat kita terkait dengan perkembangan terakhir dari kehidupan politik nasional ini," kata Lukman.
Pihaknya juga sekaligus ingin mengonfirmasi apakah Gus Mus memiliki keresahan yang sama dan pihaknya ingin mendengarkan nasihat dari Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh tersebut. Rupanya, kata Lukman, Gus Mus memiliki keresahan yang sama.
"Karenanya beliau mengatakan ini sesungguhnya refleksi dari apa yang terjadi di tengah masyarakat kita. Karena kita semua punya perasaan yang sama," katanya.
Untuk itu, kata Lukman mengutip nasihat Gus Mus, perlu adanya peringatan untuk semuanya tidak hanya elit semata, penguasa, termasuk penyelenggara negara. Lebih dari itu masyarakat juga harus sadar dan kembali kepada nilai luhur bangsa. (Goz/Tribun/Kompas/tribun jateng cetak)
| Mencairkan Waktu yang Beku, Menghidupkan Kembali Batik Peranakan Tionghoa di Lasem |
|
|---|
| Polisi Cek STNK 2 Mobil Pakai Pelat Nomor Ganda, Anggota DPRD Rembang Syok Suka Parkir di Karaoke |
|
|---|
| Hasil Uji Lab Kasus Keracunan MBG di Rembang Tak Boleh Diketahui Publik, Alasannya Rahasia |
|
|---|
| Viral Coretan "Usut Tuntas Dana Haji", Warga Rembang Desak KPK Bertindak |
|
|---|
| Rumor Bupati Rembang Harno Terima Intensif Pajak Rp78 Juta, Benarkah? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Sejumlah-tokoh-nasional-dan-lintas-agama-menggadakan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.