Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Demokrasi Perlu Dirawat Dengan Pemilu dan Pilkada

Untuk merawat demokrasi di Indonesia, diantaranya melaksanakan proses Pemilu dan Pilkada yang akan berlangsung

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
Rezanda Akbar D
Dimas Dendang Dharmaninghayu, Partisi IT Sistem Pemilu 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS -- Untuk merawat demokrasi di Indonesia, diantaranya melaksanakan proses Pemilu dan Pilkada yang akan berlangsung, untuk itu warga negara Indonesia perlu ikut terlibat aktif dalam pelaksanaan menyukseskan pemilu.

Hal tersebut disampaikan oleh narasumber Diskusi Panel dengan tema Memperkuat Wawasan Kebangsaan dalam Mewujudkan Pemilu 2024 yang Damai dan Harmoni, Dimas Dendang Dharmaninghayu, Partisi IT Sistem Pemilu.

Tujuan dari tema tersebut yakni menyukseskan Pemilu dan Pilkada 2024 sebagai Perwujudan Kesadaran Bela Negara.

Dimas mengatakan bahwa demokrasi memiliki arti pentingm yakni membuat kontrol masyarakat atas urusan-urusan publik lebih efektif dan lebih inklusif.

Selain itu juga menghalangi elit atau sekelompok orang dalam memonopoli pembuatan keputusan yang menyangkut orang banyak dan keuntungan yang diperoleh akibat adanya keputusan itu.

"Demokrasi juga mengurangi hambatan pada pemenuhan hak-hak warga negara, tanpa memandang gender, etnis, agama, bahasa, kelas dan tingkat kesejahteraan," katanya.

Menurutnya untuk merawat Demokrasi, perlu dilakukan beberapa tahapan utamanya menyukseskan Pemilu dan Pemilukada 2024.

"Keterlibatan aktif warga negara dan masyarakat  sipil yang tangguh. Memperbaiki proses Pemilu dari kampanye hitam, politisasi SARA dan pemilih yang apatis," tegasnya.

Dimas menambahkan untuk itu masyarakat perlu menumbuhkan sikap kritis dalam memahami fenomena sosial-politik-ekonomi

"Jangan apatis (masa bodoh) dengan permasalahan sosial-politik, biasakan berdiskusi dengan teman/keluarga tentang permasalahan di sekitar kita. Dahulukan untuk mendengar, daripada berbicara," katanya. 

Dengan begitu masyarakat bisa menjadi pemilih yang baik, diantaranya pemilih atas kesadaran rasional yang melihat profil, rekam-jejak dan visi-misi kandidat.

"Memilih tidak terdorong faktor emosional dan primordial dan politisasi SARA. Memilih tidak ditransaksikan dengan kepentingan jangka-pendek seperti diberikan uang, material, pekerjaan, bantual sosial. Siapapun yang terpilih akan senantiasa mendukung, mengawal dan mengawasi kinerjanya," tandasnya (ADV/Rad)

Baca juga: Kios Pandawa Kita Diresmikan, Sediakan Bahan Pangan Harga Kompetitif 

Baca juga: BREAKING NEWS : Pegawai Biro Umroh Ditangkap Densus 88 di Banyumanik Semarang

Baca juga: Chord Kunci Gitar Goyang Dayung Vita Alvia

Baca juga: Memperkuat Wawasan Kebangsaan Dalam Mewujudkan Pemilu 2024 yang damai dan Harmoni

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved