Berita Jateng
Cegah Kekerasan di Sekolah, Pemprov Jateng Semarakkan Gerakan Ayo Rukun
Program yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng itu akan dilaunching oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, 25 November
Penulis: budi susanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemprov Jateng berupaya mencegah potensi terjadinya kekerasan di sekolah.
Satu diantaranya melalui upaya menyemarakkan program Gerakan Ayo Rukun.
Program yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng itu akan dilaunching oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, 25 November mendatang.
Peluncuran program tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional.
Nana mengatakan, selain kasus kekerasan anak dan perempuan, kekerasan di satuan pendidikan menjadi perhatian.
Oleh karena itu, melalui program Gerakan Ayo Rukun diharapkan bisa menekan angka kekerasan.
"Pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan harus serius. Jadi jangan hanya gerakan atau slogan saja, harus ada aksi nyata," kata Nana saat menerima laporan dinas dari Kepala Disdikbud Jateng di kantornya, Jumat (17/11/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah menuturkan, Gerakan Ayo Rukun adalah bentuk implementasi dari Permendikbudristek Nomor 46 tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan.
Dijelaskannya, Ayo Rukun merupakan akronim dari Aksi Gotong Royong Berantas untuk Kekerasan dan Perundungan.
Gerakan Ayo Rukun ini untuk sementara ada di 19 Sekolah. Mereka sudah mendeklarasikan dan berkomitmen melakukan pencegahan serta penanganan kekerasan di sekolah.
"Gerakan ini melibatkan unsur masyarakat, kepala sekolah, guru, tata upaya, dan juga murid sebagai agen perubahan," jelas Uswatun.
Menurutnya, gerakan tersebut merupakan aksi konkret Pemprov Jateng sebagai langkah preventif mangatasi kekerasan di sekolah atau satuan pendidikan.
Sebab, kasus kekerasan perempuan dan anak di Jateng masih tinggi. Sementara, kasus kekerasan di sekolah juga masih terjadi.
Berdasarkan data DP3AK2KB Jateng per Juli 2023, ada 23 siswa di satuan pendidikan yang menjadi korban kekerasan.
"Harapannya di dalam Ayo Rukun ini adalah strategi agar di sekolah itu tercipta suasana yang menyenangkan, suasana belajar yang menyenangkan, sehingga tidak ada diskriminasi di dalamnya," ujarnya.
Berdasarkan Permendikbudristek nomor 46 tahun 2023, ada enam jenis kekerasan yang sering tejadi di satuan pendidikan. Antara lain kekerasan fisik, kekerasan psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi dan intoleransi, serta kebijakan yang mengandung unsur kekerasan.
Ahmad Luthfi: Tidak Boleh Memaksakan Kehendak Untuk Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI, Gubernur Jateng Ajak Teguhkan Persatuan |
![]() |
---|
Paskibraka Jateng 2025 Dikukuhkan, Ahmad Luthfi Titip Pesan Cinta Tanah Air |
![]() |
---|
Resmi Berubah, Proyeksi Kenaikan Upah Minimum UMK Kota Semarang 2026, Paling Kecil Kabupaten Ini |
![]() |
---|
Pidato Kenegaraan Presiden Memacu Motivasi Pemerintahan Jawa Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.