Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Omzet Pedagang di Puncak Turun 70 Persen, Gara-gara Ulah 1 Pedagang Nakal Getok Harga

Sejumlah pedagang terkena imbas perbuatan curang menulis harga makanan yang di luar nalar.

Editor: raka f pujangga
KOLASE TRIBUN BOGOR
Tangkapan layar momen saat Sera Fitriyana Furqon dan teman-temannya berada di sebuah warung di Puncak, Bogor, Jawa Barat (kiri) dan harga makanan dan minuman di salah satu warung di Bogor. 

TRIBUNJATENG.COM, CISARUA - Sejumlah pedagang terkena imbas perbuatan curang menulis harga makanan yang di luar nalar.

Satu di antaranya Ade (56) pedagang yang berjualan di depan pintu masuk Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Warung makan di area tersebut ikut kena imbas akibat perbuatan curang oknum pedagang yang menggetok harga tinggi kepada wisatawan.

Baca juga: Curhat Sera Syok Kulineran di Warung Puncak Bogor, Lihat Nota Harga Mi Instan Rp 125.000

Ade mengaku saat ini warung makannya sepi pengunjung hingga akhirnya mengalami penurunan omzet.

 

"Dampaknya sangat terasa, berimbas ke pedagang lain yang gak tahu apa-apa," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Senin (20/11/2023).

Ia menjelaskan pada Minggu ini warung miliknya tidak seperti weekend biasanya, omzet yang didapatnya berbanding jauh dengan pendapatan sebelum ada warung yang viral itu.

"Menurun sekali, apalagi kita yang dekat sama warung itu (viral)," ungkapnya.

Ade mengaku pada malam Minggu kemarin omzetnya terjun lebih dari 50 persen dibandingkan dengan Minggu sebelum ada warung di Puncak Bogor yang viral itu.

"Semalam cuman dapat 30 persen, turun 70 persen dibanding sebelum viral," tandasnya.

Teh Manis Rp 45 Ribu

Warung viral yang getok harga wisatawan di Puncak Bogor kini tutup sementara.

Warung itu, berlokasi dekat pintu masuk Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, telah dikunjungi pihak kepolisian.

Kapolsek Cisarua, AKP Eddy Santosa menyatakan bahwa pihak kepolisian sudah mengingatkan pemilik warung untuk memasang daftar harga pada menu agar tidak ada kesalahpahaman dengan wisatawan.

"Kami sudah mendatangi warung tersebut dan jangan diulangi lagi, pasang harga di daftar menu, inikan karena tidak tahu jadinya merasa digetok," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Jumat (17/11/2023).

Terkait alasan pemilik warung terkait biaya tambahan untuk wisatawan yang nongkrong lama, pihak kepolisian menyarankan untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui negosiasi dengan wisatawan atau pengunjung.

"Kalau ada alasan nongkrong lama, beri tahu saja, bisa dibicarakan bersama. Apa sulitnya?! Jangan langsung menetapkan biaya tambahan tanpa klarifikasi," tegasnya.

Eddy juga mengingatkan bahwa tidak semua wisatawan di Puncak memiliki tingkat sosial ekonomi yang sama, sehingga perlu komunikasi terbuka terkait biaya tambahan.

Baca juga: Dalih Penjaga Warung Puncak Bogor Bikin Harga Tak Wajar: Mereka Bawa Bantal Selimut Kayak Mau Nginap

"Hidup itu tidak sama semuanya, ada yang bawa uang banyak, ada yang pas-pasan bahkan ada juga yang udunan (patungan)," ungkapnya.

Ia berharap agar pedagang di Puncak Bogor selalu berkomunikasi dengan wisatawan untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.

"Makanya kemarin yang Viral, sampai digetok harganya ya mungkin karena tidak biasanya, makanya supaya puncak tetap menjadi primadona bagi wisatawan pasanglah harga sesuai dengan kearifan lokal, silakan koordinasi dengan forkopimcam Cisarua," tandasnya. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di Tribunnewsbogor.com

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved