Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Bupati Tegal Umi Azizah Tanam Pohon di Lereng Gunung Slamet, Tegaskan Hal Ini

Dalam rangka menangani lahan kritis akibat pembabatan hutan di kawasan hutan lindung, Bupati Tegal

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
IST
Bupati Tegal Umi Azizah, beserta stakeholder terkait simbolis melakukan penanaman pohon di lahan kawasan lereng Gunung Slamet, tepatnya Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Senin (20/11/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Dalam rangka menangani lahan kritis akibat pembabatan hutan di kawasan hutan lindung, Bupati Tegal Umi Azizah, bersama KPH Pekalongan Barat, Dinas Lingkungan Hidup, BPBD serta stakeholder, menanam pohon di lahan kawasan lereng Gunung Slamet, tepatnya Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Senin (20/11/2023). 


Turut hadir pada kegiatan tersebut, Kepala Divre Perhutani Jateng yang di wakili Kasi Keamanan, Kepala DLH Propinsi Jateng yang diwakili kepala CDK wilayah V Tegal, Kepala BPDAS Pemali Jratun, Dandim 0712 Tegal Letkol Inf Suratman, dan Forkompinda. 


Selain itu, juga hadir Kepala DLH Kabupaten Tegal, Kepala BPBD Kabupaten Tegal, Ketua Forum DAS Pemali, IOF Tegal Raya, Direktur Perumda Tirta Utama Jateng, dan Kepala Perumda Tirta Ayu.


Pada kesempatan itu, Bupati Umi menjelaskan bahwa lahan kritis akibat pembabatan hutan di kawasan hutan lindung yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Tegal luasnya kini sudah mencapai 48 hektare. 


''Lahan tersebut kini terkonversi menjadi lahan pertanian khususnya kentang. Sementara area hutan produksi yang juga terkonversi, luasnya mencapai ratusan hektare. Sedangkan yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Tegal luasnya kini sudah mencapai 48 hektare," ungkap Bupati Tegal Umi Azizah, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com. 


Dikatakan Bupati Umi, perambahan hutan yang terjadi sudah mencapai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut atau sekitar 5,5 kilometer jaraknya dari puncak Gunung Slamet.


Kondisi tersebut juga sangat memprihatinkan. 


Selain telah mengakibatkan bencana banjir bandang di Guci atau Pancuran 13 dan di Kalipedes Sigedong beberapa waktu lalu, juga berdampak pada kehidupan warga Sawangan dan sekitarnya. 


Dampak yang dimaksud, seperti ancaman angin puting beliung yang leluasa melintas di kawasan permukiman karena sudah tidak ada pohon tinggi yang menghambat. 


Hingga kesulitan air bersih karena tidak ada sistem perakaran dari pohon-pohon besar yang menyerap air di musim penghujan dan melepaskannya di musim kemarau. 


Bupati Umi mengharapkan, gerakan penanaman bukan sekedar seremonial menanam pohon di kawasan hutan lindung.


''Tapi di sini juga kita tanamkan rasa solidaritas yang mendalam untuk senantiasa bersama-sama menjaga kelestarian alam, berani melawan segala bentuk perusakan lingkungan terutama eksploitasi hutan alam yang berlebihan,'' tegasnya. 


Dataran tinggi Sawangan, lanjut Umi, sejatinya adalah kawasan lindung dengan tutupan hutan sebagai area pemerangkap air hujan yang alirannya di dalam tanah akan keluar sebagai mata air.


Termasuk sumber mata air yang dikelola perumda air minum untuk menghidupi ratusan ribu atau bahkan jutaan warga Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. 


''Mulai saat ini, kita harus komit untuk menghentikan laju penggundulan hutan, penebangan hutan dan berkomitmen kuat untuk menjaga, memulihkan lahan hutan yang sudah terkonversi menjadi lahan pertanian ini,'' ajak Umi. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved