Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Klaten

Menengok Desa Bentangan Klaten Penghasil Aneka Gerabah Berbahan Tanah Liat Asli Tanpa Cat

Produksi kerajinan gerabah berbahan tanah liat di Klaten ini masih eksis. Aneka produk kerajinan untuk memenuhi pesanan di Solo, Klaten, Surabaya

tribun jateng/hermawan handaka
Seorang perajin menjemur gerabah sebelum akhirnya dibakar. 

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN -- Produksi kerajinan gerabah berbahan tanah liat di Klaten ini masih eksis. Aneka produk kerajinan untuk memenuhi pesanan di Solo, Klaten, Surabaya dan Luar Jawa. Semua gerabah warna asli hasil pembakaran tanpa cat.

Meski sudah banyak produk berbahan plastik, mika atau kaca namun produk kerajinan gerabah menggunakan tanah liat masih eksis.

Karena masih banyak perabot rumah tangga atau perlengkapan ritual adat, menggunakan gerabah belum tergantikan hingga kini.

Di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten terdapat 15an rumah produksi kerajinan gerabah. Dulu, di desa ini mayoritas penduduk sebagai pengrajin gerabah dengan aneka produk.

Mulyadi, demikian orang mengenalnya, punya usaha yang dinamai Rumah Gerabah Pak Mulyadi.

Adapun nama tersebut sudah terdeteksi di aplikasi google maps. Menurut keterangan Mulyadi, usaha kerajinan gerabah yang dijalani sudah turun temurun puluhan tahun silam.

Selama 10 tahun terakhir usahanya semakin berkembang pesat. Hasil gerabah yang ia produksi dipasok ke berbagai daerah, seperti Surabaya dan Kalimantan.

Untuk daerah lokal antara lain Pasar Kembang, Pasar Nongko, Pasar Gede, Pasar Legi di Solo, serta pasar yang berada di daerahnya di Klaten.

Ada juga produk kerajinan berupa tutup, dipasok ke kuliner tekenal Serabi Notosuman, berfungsi sebagai tutup serabi.

Produk gerabah lainnya yaitu berupa pendil juga dipasok ke rumah sakit sebagai tempat untuk menaruh ari-ari bayi yang baru lahir.

Mulyadi juga melayani pesanan dari Kalimantan yaitu Kowi. Kowi merupakan wadah untuk proses peleburan logam yang terdapat corong sebagai tempat menuangkan cairan logam.

"Semua hasil gerabah rata-rata sesuai dengan pesanan yang masuk, ada banyak sekali model-modelnya, seperti pot, kendi, kendil, pendil, dan masih banyak jenisnya," kata Mulyadi.

Turun Temurun

Diterangkannya, Desa Bentangan dari zaman dahulu memang sudah terkenal dengan produksi gerabah.

Dulunya hampir setiap rumah menjalani usaha ini, namun semakin ke sini berkurang jumlah rumah yang memproduksi gerabah. "Kalau produksi gerabah di rumah ini sudah turun temurun," tutur Pak Mulyadi kepada Afifah Heninda Mufti mahasiswa UIN Solo magang jurnalistik Tribunjateng.com, Rabu 22 November 2023.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved