Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

LIPUTAN KHUSUS

Merangkum Kritik dan Harapan Guru-guru di Jawa Tengah kepada Pemerintah

Tribunjateng.com memfasilitasi mewadahi aspirasi, kritik dan harapan para guru PNS maupun Non-PNS di Jawa Tengah dengan tetap merahasiakan identitas

|
Penulis: iswidodo | Editor: iswidodo
YOUTUBE
FOTO ILUSTRASI - Sejumlah guru mengikuti Upacara HUT PGRI 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Setelah menjawab tiga pertanyaan tentang merdeka belajar, gaji atau tunjangan dan honor, serta kurikulum di tahun 2024 maka puluhan guru yang disurvei di Jawa Tengah menjawab soal harapan pimpian pendidikan di Indonesia di tahun 2030.

Empat soal ini disampaikan kepada puluhan guru di Jawa Tengah melalui WA, dan sehari kemudian sudah dijawab secara jelas dan gamblang. Tribunjateng.com memfasilitasi mewadahi aspirasi, kritik dan harapan para guru PNS maupun Non-PNS di Jawa Tengah dengan tetap merahasiakan identitas mereka.

Sebagai PNS tentu guru, wakasek atau kepala sekolah juga punya ide cemerlang, kritik atau unek-unek serta harapan yang perlu disampaikan kepada pemerintah pusat. Maka melalui wadah Tribun Jateng, kritik, aspirasi dan harapan ini tersampaikan dengan baik, dan rahasia identitas maupun sekolah para guru mengajar, tetap dijamin kerahasiaannya.

Pertanyaan terakhir adalah "Apa impian Bapak Ibu Guru untuk pendidikan Indonesia di tahun 2030?"
Wakil Kepala SMP Negeri di Kota Semarang menjawab, bahwa impian di tahun 2030 nanti, generasi muda Indonesia mampu membawa dirinya untuk siap menerima dan mengatasi tantangan serta masalah. Terutama kelangsungan hidupnya secara mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

Sedangkan Pak Guru di Kendal menjawab, keinginan di tahun 2030 adalah guru sejahtera, berakhlak dan cerdas muridnya, serta bahagia seluruh orang-orang yang terlibat dan mau mengurusi pendidikan di negeri ini.

Guru di Solo, Kebumen, Demak dan Semarang menjawab hampir mirip. Impian pendidikan di tahun 2023 yaitu
Pendidikan yang mampu menunjukkan dan memberi efek langsung kepada siswa tentang hal yang baik dan buruk.

"Penghargaan terhadap prestasi dan karya yang baik dan sanksi bagi yang berlaku tidak baik. Sebagaimana di agama ada surga dan neraka bagi kita semua. Guru, pemerintah dan masyarakat menyadari hal itu dan menjalankan dengan baik," tutur seorang kepala sekolah SMP di Demak.

Seorang guru senior di Kendal menambahkan, honor bagi guru harus ideal. Artinya ideal tentu harus diselaraskan dengan daerah tempat tinggal. "Namun dengan besarnya tuntutan yang dibebankan kepada guru, saya pikir insentif secara berkala perlu ditambah. Apalagi tunjungan untuk Kepala Sekolah dan Pengawas perlu ditambah agar lebih manusiawi," harapnya.

Seorang guru di Kebumen, berharap di tahun 2030 pendidikan formal, informal, dan nonformal di Indonesia bisa berjalan selaras. "Standar-standar yang dipasang tinggi oleh pemerintah semoga juga diiringi dengan peningkatan sarana prasarana yang kami terima dari keuangan negara," tulisnya.

"Kami berharap di tahun 2030 pendidikan di Indonesia, guru sejahtera, berakhlak dan cerdas muridnya, serta bahagia seluruh orang-orang yang terlibat dan mau mengurusi pendidikan di negeri ini," kata guru di Kebumen melalui WA kepada Tribunjateng.com.

Ada lagi harapan seorang guru PNS di Pemalang, Demak, dan Semarang bahwa guru atau pendidik juga harus mendapat perlindungan hukum, selama belajar mengajar di sekolah. Jangan sampai ada orangtua siswa yang main hakim sendiri, dan bila ada masalah sedikit langsung lapor ke polisi. "Kami butuh payung hukum yang jelas sehingga dalam belajar mengajar tidak ada intimidasi atau kekhawatiran tertentu bila kami mendidik siswa untuk disiplin dalam batas kewajaran," tutupnya. (wid)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved