Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

LDII

LDII Jateng Dukung Seminar FKDM Antisipasi Bahaya Laten Radikalisme untuk Menjaga Keutuhan NKRI

Dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jawa Tengah

Istimewa
Dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan seminar dengan tema "Antisipasi Bahaya Laten Radikalisme". 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan seminar dengan tema "Antisipasi Bahaya Laten Radikalisme".

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman serta langkah konkret dalam mencegah dan mengatasi paham radikalisme, terorisme, dan separatisme yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Acara yang berlangsung pada hari Selasa, tanggal 28 November 2023, di Aula Cendrawasih Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Jl. A Yani 160 Semarang, dihadiri oleh berbagai komponen masyarakat dengan mengenakan seragam Ormas/Lembaga masing-masing sebagai bentuk solidaritas dan kesatuan dalam menghadapi tantangan radikalisme.

DPW LDII Jateng yang diundang dalam acara ini sangat mendukung program FKDM ini karena bisa membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Jawa Tengah, dengan harapan setiap individu dapat bersatu dalam mempertahankan keutuhan NKRI.

Indarwanto yang mewakili LDII Jateng mengaku sangat mendukung kegiatan ini khususnya untuk disosialisasikan kepada generasi muda.

Menurutnya, gerakan ini sebagai antisipasi bahaya radikalisme dengan memberikan pemahaman mendalam tentang bahaya laten radikalisme, terorisme, dan separatisme.

Selain itu, seminar ini juga memberikan wawasan terkait upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Maka untuk penguatan kerjasama masyarakat dan elemen bangsa bisa mengajak dan menggerakkan semua komponen masyarakat, termasuk ormas dan lembaga, untuk bekerja sama dalam menghadapi ancaman radikalisme.

Dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan seminar dengan tema
Dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan seminar dengan tema "Antisipasi Bahaya Laten Radikalisme". (Istimewa)

"Solidaritas dan kebersamaan dianggap sebagai kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai," tambah Indarwanto.

Seminar diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Letkol CPN (Purn) Adi Imron Ismail, selaku Ketua FKDM Provinsi Jawa Tengah, yang menyampaikan urgensi kesatuan dalam menghadapi tantangan radikalisme.

Dilanjutkan dengan paparan dari Kabankesbangpol, diwakili oleh Kabid Ideologi Ketahanan Bangsa,  Pradana Nugroho, SH, yang membahas masalah intoleransi, ekstremisme, radikalisme, dan terorisme yang mungkin dihadapi di Jawa Tengah.

Acara semakin menarik dengan testimoni eks-narapidana, Baidlowi Rahman, seorang mantan pengikut JI Jamaah Islamiyah, yang memberikan perspektif langsung mengenai paham radikalisme dan upaya deradikalisasi.

Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) memiliki peran penting dalam mencari, menerima, dan menganalisis laporan dari masyarakat mengenai situasi keamanan.

Hasil analisis tersebut dilaporkan kepada Kesbangpol dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk ditindaklanjuti secara efektif.

Tantangan dan Upaya Deradikalisasi

Menurut Letkol Purn Adi Imron Ismail, tantangan utama saat ini bukanlah intoleransi antara umat beragama, melainkan konflik internal di kalangan pemeluk agama sendiri.

Radikalisme, ekstremisme, dan terorisme cenderung muncul di kalangan pemuda, mahasiswa, ASN, dan BUMN.

Meskipun indeks radikalisme di Jawa Tengah mencapai 6,8 persen, lebih rendah dari rata-rata nasional 12,2 % , upaya deradikalisasi terus dilakukan.

Proses kaderisasi radikalisme, seperti diungkapkan dalam seminar, dimulai dengan ajakan kegiatan berkedok agama selama seminggu, diikuti dengan evaluasi untuk melihat ketaatan terhadap komunitas baru sebagai tanda keberhasilan merekrut individu ke dalam jaringan radikal.

Testimoni Eks-Narapidana

Seminar ini diakhiri dengan testimoni eks-narapidana, Baidlowi Rahman, yang pernah menjadi pengikut JI Jamaah Islamiyah.

Beliau ditangkap oleh Densus 88 pada tahun 2014 dan dibebaskan pada tahun 2019 setelah terlibat dalam perencanaan pemboman di beberapa tempat strategis di Solo, Klaten, dan Yogyakarta.

Kehadiran dan kerjasama seluruh peserta sangat diapresiasi oleh FKDM Provinsi Jawa Tengah dalam menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan sejahtera.

Semoga seminar ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif terhadap bahaya radikalisme dan menjaga keutuhan NKRI. (*)

Baca juga: Di depan 1.000 Santri LDII, Jubir Menhan: Kyai Santri dan Pesantren Garda Terdepan Pertahanan Negara

Baca juga: Dukung Pemilu Damai 2024, DPD LDII Silaturahmi dengan Kapolres Purbalingga

Baca juga: LDII Ikut Deklarasi Elemen Masyarakat Jateng untuk Pemilu Damai 2024

Baca juga: Ketum LDII KH Chriswanto Ingatkan Kebebasan dalam Demokrasi Harus Dahulukan Kebajikan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved