Apa Itu SLES? Berikut Ini Dampaknya Bagi Lingkungan dan Kulit
Apa itu SLES? Berikut dampak produk dengan kandungan SLES bagi lingkungan dan kulit.
Penulis: non | Editor: galih permadi
Apa Itu SLES? Berikut Ini Dampaknya Bagi Lingkungan dan Kulit
TRIBUNJATENG.COM - Apa itu SLES? Berikut dampak produk dengan kandungan SLES bagi lingkungan dan kulit.
Apa Itu SLES?
SLES adalah bahan kimia natrium lauret sulfat (bahasa Inggris: sodium laureth sulfate),
atau natrium lauril eter sulfat (sodium lauryl ether sulfate) yang disingkat menjadi SLES.
SLES ini terbuat dari minyak kelapa, minyak inti sawit, atau minyak petroleum.
Dikenal sebagai "surfaktan", SLES bekerja dengan cara menurunkan tensi permukaan antar bahan,
itulah sebabnya SLES digunakan sebagai bahan pembersih dan pembuat busa.
Detergen dan surfaktan anion yang biasa ditemui di tempat-tempat yang menjual produk perawatan tubuh, seperti sabun, shampo, pasta gigi, dll.
SLES mudah ditemukan di toko kimia dengan harga yang relatif murah. SLES efektif sebagai unsur pembuat busa.
Dampak Penggunaan SLES pada Kulit
SLES telah terbukti dapat menyebabkan iritasi pada mata atau kulit pada eksperimen dengan hewan dan beberapa test pada manusia.
Beberapa produk yang mengandung SLES telah ditemukan terdapat kandungan 1,4-dioxane dalam kadar rendah,
yang merupakan bahan karsinogen dan direkomendasikan oleh FDA kadar kandungan ini harus dibatasi.
Dalam kegiatan sehari-hari, secara sadar atau tidak, kita dekat sekali dengan SLES.
Bahkan hampir menggunakan SLES berkali-kali dalam berbagai produk perawatan kulit dan tubuh.
SLES biasanya memberikan rasa kesat di kulit saat digunakan.
Oleh karena itu, ada sabun yang memberikan sensasi kesat saat digunakan.
Ada juga sabun yang terkesan licin, karena sedikit atau tidak adanya kandungan SLES di dalamnya.
Bagi pemilik kulit sensitif, perlu banget untuk menghindari atau mengurangi penggunaan SLES.
SLES memiliki kadar iritan dengan konsentrasi 2 persen atau lebih.
Oleh karena itu, pakar kecantikan merekomendasikan produk kosmetik tidak boleh mengandung konsentrasi SLES lebih dari 1 persen.
SLES yang tidak diencerkan dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, serta mual, muntah dan diare jika tertelan.
Menurut National Institute for Occupational Safety and Health.
Meski tidak terasa dalam waktu yang singkat, penggunaan SLES dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada tubuh kita.
Tubuh akan kekurangan enzim yang diperlukan untuk memecah bahan kimia tertentu seperti SLES.
Kandungan SLES dalam produk yang tidak sempat terpecah dapat menumpuk dan mengendap dalam kulit.
Selain perlu dihindari bagi pemilik kulit sensitif, ternyata SLES juga memiliki dampak bagi lingkungan.
Kandungan SLES yang rendah sebetulnya tidak berbahaya.
Namun jika konsentrasinya terlalu banyak, dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan,
Menurut International Chemical Safety Card (ICSC), SLES merupakan salah satu senyawa yang beracun bagi lingkungan air, seperti sungai dan laut.
SLES sulit terurai atau membutuhkan waktu yang lama untuk terurai.
Jika SLES menumpuk di lingkungan, hal ini bisa menyebabkan pencemaran lingkungan.
Akibatnya, satwa laut terancam kehidupannya akibat penggunaan SLES. (*)
Segini Gaji Ketua RW Terbaru Kota Magelang Jawa Tengah 2025 |
![]() |
---|
Cara Gampang Intip Password Wifi Kantor Sebelah yang Dikunci dari HP Android iPhone ke Laptop |
![]() |
---|
Susu Kedelai MBG di Blora Tak Layak Konsumsi, SPPG Terbitkan Surat Permohonan Maaf |
![]() |
---|
TNI Tak Berkutik, Rumah Anggota DPR Ahmad Sahroni Dijarah, Brankas Uang Berhasil Dibawa Massa |
![]() |
---|
Disambar Truk, Wanita Pengendara Aerox Terpental hingga Tewas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.