Berita Kudus
Sampah Ditukar Jadi Emas atau Rupiah? Ini yang Dilakukan Bank Sampah Muria Berseri
Menabung sampah untuk mendapatkan emas bukan hal yang mustahil di Kabupaten Kudus, Bank Sampah Muria Berseri sudah menerapkan hal tersebut dengan meka
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS — Menabung sampah untuk mendapatkan emas bukan hal yang mustahil di Kabupaten Kudus.
Bank Sampah Muria Berseri sudah menerapkan hal tersebut dengan mekanisme yang mudah. Hasilnya sampah ditukar jadi emas atau rupiah.
Para nasabah Bank Sampah Muria Berseri membawa sampah yang sudah dipilah ke alamat Kayuapu Kulon, Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Kemudian sampah-sampah seperti koran, aluminium, kaleng, kardus, marga, swl, duplex, pp, hdpe, pet, atom, kaca, kabel, dan buku campur ditimbang terlebih dahulu.
Hasil timbangan tersebut, nantinya akan dicatatkan ke buku tabungan sampah nasabah yang sudah dikonversikan ke rupiah ataupun emas.
Baca juga: Inovasi Bank Sampah Berbasis Tabungan DLH Blora, Tukar Sampah Jadi Emas
Baca juga: Atasi Sampah di Banyumas, Mahasiswa UMP Buat Gerakan Bank Sampah Raih Penghargaan Kementrian
Baca juga: Sulap Sampah Jadi Berkah, PLN UIP JBT Berikan Bantuan Program Bank Sampah di Kabupaten Jepara
Mumun Hakim, warga sekitar yang menggunakan fasilitas Bank Sampah Muria Berseri merasa terbantu dengan progam ini.
Dia mengaku jika biasanya sampah rumah tangga hanya dibuang begitu saja namun sekarang sampah rumah tangga bisa dia manfaatkan untuk dijadikan uang.
"Biasanya sampah plastik, botol-botol ya sampah rumah tangga itu dibuang gitu aja ga kepakai. Tapi sekarang saya kumpulkan dan dikirim ke sini, lumayan jadi uang," kata Mumun.
Mulai dari hal kecil tersebut, Mumun mengaku bahwa pengelolaan sampah itu juga penting dalam kehidupan. Proses dan aktivitas pemilahan sampah ternyata bisa memberi nilai lebih.
"Kalau sampah yang ga dipilah ya dibuang ga kepakai. Kalau sudah dipilah gini bisa dibawa ke sini ataupun di daur ulang, pengelolaan sampah penting menurut saya," ucap Mumun.
Sementara itu, Diana Kristiawati mengatakan bahwa pihaknya sudah merintis Bank Sampah Muria Berseri sudah belasan tahun lamanya, hingga kini nasabah Bank Sampah mencapai 354 orang.
"Sampah-sampah dari nasabah kami yang anorganik kami kumpulkan di sini nanti sebagian kami jual nah hasil itulah yang diberikan kepada nasabah ataupun dikonversikan ke emas. Sedangkan sebagian sampah lainnya bisa kami gunakan untuk kerjinan," ujar Diana.
Untuk barang kerajinan yang dibuat oleh petugas bank sampah dijual mulai dari Rp5000 hingga Ratusan Ribu Rupiah seperti tas ataupun pakaian ecoprint yang memiliki daya tarik tersendiri.
"Untuk yang ecoprint kemarin laku sampai Denmark Rp800ribu, itu ya dari bahan-bahan daur ulang. Selain itu juga kami mengadakan pelatihan ke sekolah-sekolah untuk mengajarkan kepada anak-anak pentingnya memilah sampah,"ucap Diana. (Rad)
Guyang Cekathak, Tradisi Memandikan Pelana Kuda Sunan Muria Resmi Jadi Warisan Budaya Tak Benda |
![]() |
---|
Duo Srikandi Jateng, Cynthia dan Lie Grace Raih Emas 'Ju No Kata' di PON Bela Diri Kudus |
![]() |
---|
PON Bela Diri Digelar di Kudus, Bupati: Kami Siap Jadi Tuan Rumah yang Baik |
![]() |
---|
Kamar Narapidana Rutan Kudus Digeledah Tim Gabungan, Antisipasi Peredaran Narkoba dari Balik Jeruji |
![]() |
---|
Kolaborasi Pemkab Kudus dan Rotary Club dalam Proyek Penanganan Stunting di Kudus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.