Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Benci jadi Cinta, Evani Jesslyn Dirikan Strada Coffee dan Majukan Kopi Nusantara

Setelah merasakan nikmatnya kopi gayo di Amerika Serikat, Evani Jesslyn punya penilaian berbeda

INSTAGRAM
Pemilik Strada Coffee Semarang, Evani Jesslyn, dalam sesi cupping bersama Presiden RI Joko Widodo di Festival Terampil 2019 di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (9/2/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Evani Jesslyn (33) tidak suka minum kopi. Tiap kali minum kopi, perempuan asal Kota Semarang ini selalu mulas, pusing, dan berkeringat dingin.

Namun, lain dulu lain sekarang. Setelah dia merasakan nikmatnya kopi gayo saat bekerja di Amerika Serikat, penilaian Evani terhadap kopi berbalik 180 derajat.

Peristiwa yang menjadi titik balik dalam kehidupan Evani itu terjadi pada 2012. Setelah lulus dari University of California, Berkeley, Evani bekerja sebagai auditor sebuah perusahan besar di Silicon Valley, San Jose, California, Amerika Serikat.

"Pekerjaan sebagai auditor menuntut lembur. Kerja dari pagi sampai pagi lagi. Suatu saat, teman kerja menawari saya kopi supaya tidak mengantuk. Awalnya saya masih ragu. Tapi begitu saya seruput, saya kaget, kok rasanya enak? Setelah saya habiskan satu gelas, saya juga tidak mulas atau pusing," kata Evani dalam pidato berjudul "It's Okay to Be Different" yang disiarkan Youtube TEDx Talks dan diunggah pada 18 Agustus 2020.

Ketika Evani menanyakan tentang asal kopi yang dia minum, dia terkejut karena teman kerjanya bilang, kopi tersebut berasal dari Sumatra, Indonesia, tanah air Evani.

strada coffee 3
Ulya Mayasari, Manajer Strada Coffee Semarang, menunjukkan produk kopi dalam kemasan pouch.

Dari situlah Evani mulai tertarik dengan kopi. Dia lalu menyambangi kafe-kafe di Amerika Serikat di mana kopi asal Indonesia banyak disajikan.

Singkat cerita, Evani lalu pulang ke tanah air untuk tahu lebih banyak tentang kopi asli Indonesia. Dia berasumsi bahwa kopi Indonesia pasti lebih enak diminum di tempat asalnya.

"Tapi, ketika saya coba minum kopi di Semarang, kok saya mulas lagi, pusing lagi. Kok saya tidak bisa minum kopi lagi," ujar dia bertanya-tanya.

Karena penasaran, Evani lalu pergi ke Gayo, Aceh, untuk mencari tahu lebih banyak tentang kopi yang bisa dia nikmati saat di Amerika.

Berbincang dengan petani kopi di Gayo, Evani baru tahu bahwa ternyata biji kopi terbaik dari Indonesia diekspor ke luar negeri. Sementara, kopi dengan kualitas di bawahnya diedarkan untuk pasar lokal.

Bagi Evani, kondisi ini ironis. Banyak orang menilai kopi dari luar negeri lebih enak, padahal biji kopinya diambil dari Indonesia.

Dari situlah, Evani lalu berkomitmen untuk berbuat sesuatu demi memperkuat khazanah perkopian di Indonesia.

Dia lalu mengikuti ujian untuk mendapatkan lisensi Q Grader, lisensi untuk penguji cita rasa kopi.

"Setelah itu, agar bisa memberi kopi-kopi kualitas terbaik dari seluruh Indonesia, saya harus tahu prosesnya. Akhirnya saya belajar roasting dari Manual Diaz, seorang ahli kopi dunia," ucap dia.

Berbekal ilmu dan gairah tinggi memajukan kopi Indonesia, masih pada 2012, Evani lalu membuka Strada Coffee di Gajahmungkur, Kota Semarang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved