Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

"Tak Ada Kata Damai" Rikarno Murka Anaknya Dibully Senior hingga Trauma Psikis dan Masuk Rumah Sakit

Seorang santri kelas VII pondok pesantren di Kota Jambi berinisial APD (12) diduga menjadi korban perundungan

Editor: muh radlis
IST
Ilustrasi Bully (Pixabay) 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang santri kelas VII pondok pesantren di Kota Jambi berinisial APD (12) diduga menjadi korban perundungan oleh dua orang seniornya, mengakibatkan korban harus dilarikan ke rumah sakit.

Korban mengalami luka lebam di bagian paha dan kelamin, serta mengalami trauma berat akibat kejadian tersebut. Orangtua korban telah melaporkan kejadian ini ke Polda Jambi.

Rikarno Diwi, orangtua korban, menegaskan bahwa dia tidak ingin berdamai dengan pihak manapun.

"Saya tegaskan di sini saya tak mau damai dengan pihak mana pun.

Proses hukum akan tetap berlanjut agar ada efek jera dan kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari," ujar Rikarno melalui sambungan telepon, Sabtu (2/12/2023).

Rikarno mengungkapkan bahwa putranya harus menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari sejak Selasa (28/11/2023) hingga Kamis (30/11/2023).

Setelah keluar dari rumah sakit, korban langsung melakukan visum di RS Bhayangkara dan membuat laporan ke Polda Jambi.

"Secara fisik sudah membaik, tetapi secara psikis masih mengalami trauma berat. Sekarang sedang menjalani pemulihan trauma dari seorang psikolog," tambahnya.

Rikarno menjelaskan bahwa korban masih duduk di bangku SMP, sementara terduga pelaku sudah tamat SMA dan diduga mengabdi di pesantren.

Pelaku disebut menutup mulut korban, memegangi tangan dan kaki korban, serta melukai bagian vital korban dengan kaki.

Setelah selesai melakukan perundungan, dua orang senior ini tidak merasa iba dan justru menginjak perut korban.

Menurut warga Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi itu, sang anak harus dibawa ke psikolog karena mengalami gangguan psikologi.

Dia mengungkapkan perundungan yang dialami oleh putranya bukan kali pertama terjadi. Pasa September, anaknya diduga pernah didorong dan dijepit ke lemari besi.

"Pada bulan 9 pertama kali, sampai urat saraf dibelakang ini terjepit hingga bahu belakang bengkak tapi pelaku berbeda dan di lain tempat," jelasnya.

Kasus perundungan ini sudah dilaporkan ke pihak guru, tetapi tidak direspons, sehingga dia pun melapor ke polisi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Santri di Jambi Di-"bully" Senior sampai Masuk RS, Orangtua: Saya Tak Mau Damai"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved