OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspadai Gejolak Global
indikator ekonomi terkini menunjukkan ketidakpastian pergerakan ekonomi secara global di tengah membaiknya tingkat inflasi menuju level pra-pandemi
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta lembaga jasa keuangan memonitor risiko, menyusul kondisi perekonomian global yang terus berada dalam ketidakpastian.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, hal itu perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, hal itu perlu dilakukan di tengah tingginya tensi geopolitik global, ekspektasi tingkat suku bunga yang hinger for longer, dan volatilitas harga komoditas pangan yang memengaruhi perekonomian dan sektor keuangan.
"OJK mendorong Lembaga Jasa Keuangan (LJK) terus memonitor potensi risiko, termasuk melakukan stress test ketahanan terhadap gejolak pasar, serta melakukan strategi mitigasi risiko dalam rangka menjaga ketahanan permodalan dan likuiditas," katanya, dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan November 2023, Senin (4/12).
Mahendra menuturkan, indikator ekonomi terkini menunjukkan ketidakpastian pergerakan ekonomi secara global di tengah membaiknya tingkat inflasi menuju level pra-pandemi, khususnya pada negara advanced economies.
Sentimen di pasar keuangan cenderung positif, didukung peningkatan ekspektasi berakhirnya siklus kenaikan suku bunga global setelah rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat, serta berlanjutnya penurunan tingkat inflasi.
Dia menambahkan, optimisme juga turut dipengaruhi peluncuran insentif fiskal, moneter, dan sektor keuangan di China untuk menahan penurunan kinerja perekonomian, termasuk mengatasi permasalahan di sektor properti.
Sementara itu, tensi geopolitik global melanjutkan peningkatan seiring dengan berlanjutnya konflik di Timur Tengah. "Dampaknya terhadap harga minyak dan energi masih terbatas, mengingat masih berlanjutnya tren pelemahan permintaan," bebernya.
Selain itu, Mahendra menyatakan, tekanan kenaikan harga komoditas pangan diharapkan mereda seiring dengan pelemahan El Nino yang terjadi saat ini.
Perkembangan tersebut mendorong penguatan pasar keuangan global, dan juga penurunan volatilitas, baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar.
"Investor non-residen juga mulai masuk ke pasar keuangan emerging markets, termasuk Indonesia, setelah dalam 3 bulan sebelumnya melakukan sell-off yang cukup signifikan," ucapnya.
Secara umum, dia menambahkan, leading indikators perekonomian nasional masih cukup positif, di antaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang masih surplus, konsumsi semen domestik yang meningkat, dan PMI Manufaktur yang masih ekspansif. (Kompas.com/Agustinus Rangga Respati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.