Kasus Kematian 4 Bocah di Jakarta
Ini Wajah Panca, Ayah yang Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Jakarta, Dulu Dikenal Sayang Keluarga
Sosok Panca dicari warganet seiring kasus empat bocah ditemukan membusuk di kamar salah satu kontrakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
TRIBUNJATENG.COM - Sosok Panca Darmansyah trending dalam dua hari terakhir.
Sosoknya dicari warganet seiring kasus empat bocah ditemukan membusuk di kamar salah satu kontrakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Lelaki berusia 41 tahun ini diduga kuat menjadi pelaku pembunuhan 4 anak di Jagakarsa.
Berdasar keterangan warga sekitar kontrakan, Panca disebut-sebut sebagai pengangguran alias tak punya kerja.
Melansir dari Tribuntrends, Kamis (7/12/2023) dari akun Facebook Panca, ayah 4 anak ini rupanya pernah melakoni beberapa pekerjaan.
Bahkan ia sampai membawa anak laki-lakinya saat bekerja.
Tampak Panca Darmansyah duduk di lantai sambil memangku sebuah laptop.
Kemudian di sisi kirinya sang anak duduk melihat ke arah laptop sambil meminum susu di botol.
Foto itu diposting Panca pada 17 Agustus 2023.
Di Facebooknya, ia tampak sering membuat desain.
Panca juga sempat menjual kaos bertuliskan Free Palestine.
Ia mengklaim 30 persen penjualannya untuk donasi.
Sementara itu Ketua RT 4, Yakub mengatakan kalau Panca merupakan seorang pengangguran.
Selama ini sang istri bekerja menjadi tulang punggung keluarga.
"Bapaknya nganggur, ibunya yang kerja," kata Yakub dikutip dari Kompas TV, Kamis (7/12/2023).
Menurut Yakub, pasangan suami istri dan 4 anaknya itu baru tinggal 9 bulan di wilayahnya.
"6 bulan kontrakan belum dibayar," kata dia lagi.
Sebelum jadi pengangguran, Yakub mengungkap kalau Panca sempat bekerja.
"Tadinya kerja supir, kalau sekarang nganggur," ungkapnya.
Dugaan Motif
Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UnJ) Rakhmat menduga Panca Darmansyah yang merupakan pelaku atau ayah yang membunuh 4 anak kandungnya di Jagakarsa mengalami tekanan atau stres tingkat tinggi yang disebabkan oleh keadaan ekonomi, pekerjaan, serta hubungannya dengan istri berinisial D.
“Menurut saya, ini memberikan pengaruh dari segi psikologis bahwa dia punya masalah, stres, depresi, punya anak empat, istrinya masuk rumah sakit dan sebelumnya dilaporkan KDRT. Artinya, ada rangkaian sebelum (peristiwa),” ungkap Rakhmat dikutip dari Kompas.com, Kamis (7/12/2023).
Dari faktor-faktor tersebut, Rakhmat menduga, keadaan ekonomi menjadi faktor determinan.
“Karena, kondisi sekarang, saya melihat tipologi orang-orang yang mengontrak itu punya pekerjaan yang relatif agak susah, kondisi ekonomi juga agak susah,” ujar Rakhmat.
“Misalnya, saya melihat beberapa kasus di Jakarta yang fenomena (warga yang tinggal di) kontrakan, mereka bayarnya nyicil, menunggak, dan meminta (perpanjangan) tempo. Ini kan menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan dari fenomena yang ada di kontrakan tersebut,” tutur dia.

Sementara itu, dari sisi sosial, Rakhmat menduga ada tekanan dari lingkungan sekitar atau tetangga yang menyebabkan P diduga membunuh anak-anaknya.
Terlebih, Panca sudah tepergok menganiaya sang istri.
“(Tekanan) bisa dalam bentuk cemooh, cibiran, diomongin sama tetangga sama lingkungannya, digosipkan, dirumorkan. Nah, itu tekanan eksternal yang secara tidak langsung berpengaruh kepada sikap pelaku tersebut,” ujar Rakhmat.
Rakhmat berujar, pada akhirnya, faktor-faktor tersebut terakumulasi dan menimbulkan pikiran tidak rasional. Pelaku kemudian melampiaskan hal itu kepada anak-anaknya.
Sebelumnya, Panca terlihat sebagai sosok suami yang sayang keluarga.
Hal itu terlihat dari postingan istrinya D di media sosial.
D sendiri beberapa waktu lalu kerap membagikan aktivitasnya bersama Panca maupun buah hatinya.
Salah satunya saat D, Panca dan anaknya terlihat menikmati suasana di salah satu tempat keramaian,
Panca terlihat telaten mengajak bermain buah hatinya. Sedang D terlihat sedang memvideokan aktivitas anggota keluarganya dengan tersenyum.
Kronologi Kejadian
Awal mula ditemukannya jasad empat anak diduga dibunuh oleh ayah kandungnya berawal setelah warga sekitar mencium bau tak sedap dan melaporkan ke ketua RT 04/03 Kelurahan Jagakarsa.
Salah seorang warga bernama Irwan menceritakan, warga mencium bau tidak sedap yang sangat menyengat di antara rumah wilayah Jagakarsa.
Mereka kemudian berinisiatif mengecek rumah yang menjadi TKP.
"Bau bangkai gitu, sampai bongkar plafon di sekitar TKP, tapi enggak ketemu. Terus tadi pagi tetangga nelpon saya, dia bilang, 'Pak Irwan tolong ada bau bangkai di sekitar rumah Pak P (rumah terduga pelaku). Baunya enggak enak'," ujarnya, diberitakan Kompas.com, Rabu (6/12/2023).
Tidak lama kemudian, aparat kepolisian tiba-tiba sudah berada di depan rumah P yang berbau tidak enak.
Setelah polisi masuk ke dalam rumah, Irwan menyebutkan, ditemukan empat mayat anak-anak di salah satu kamar.
"Saya enggak tahu juga kapan empat anaknya meninggal,” tambah dia.
Keempat mayat ditemukan setelah warga sekitar mencium bau tidak sedap mirip bangkai di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Jasad 4 Anak Bejejer di Kasur
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, penemuan ini berawal dari laporan warga setempat ke Polsek Jagakarsa.
Anggota kepolisian lantas mengecek ke lokasi dan menemukan empat korban dalam keadaan tidak bernyawa sekitar pukul 14.50 WIB.
"Jadi empat korban tewas (anak-anak) ditemukan terbaring dalam kondisi berjejer di dalam kamar kontrakan," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Rabu.
Empat korban yang berinisial Va (6), Sa (4), Aa (3), dan Ak (1) merupakan anak P dan istrinya, D.
ementara itu, pihaknya juga menemukan ayah korban berinisial P dalam keadaan telentang di dekat pisau dalam kamar mandi dengan luka di pergelangan tangannya.
Keempat mayat korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
petugas gabungan dari kepolisian saat hendak melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) Penemuan empat mayat bocah di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023).
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro menduga keempat anak diduga tewas karena dibunuh orangtuanya.
"Masih dalam penyelidikan, yang jelas orangtua ini yang diduga sebagai pelaku, hendak bunuh diri juga. Tapi masih selamat," ungkap dia.
Saat ini, polisi masih terus menyelidiki penyebab kematian empat anak tersebut.
Ditemukan Pesan
Pihak kepolisian menemukan tulisan "Puas Bunda Tx For ALL" di lantai salah satu ruangan.
Tulisan itu dibuat dengan cairan merah mirip darah.
"Memang betul ada tulisan itu. Tulisan berwarna merah. Tapi masih kami dalami, karena kami tidak boleh berandai-andai," ujar Ade.
Ade belum bisa memastikan tulisan tersebut dibuat oleh P ayah korban kepada D istrinya.
Pihaknya masih harus mencocokkan tulisan tersebut dengan tulisan tangan P.
Pihaknya juga akan memeriksa apakah tulisan tadi dibuat menggunakan darah melalui pengecekan di laboratorium.
Terkait sosok D, Ade menyebutkan, ibu dari keempat anak tersebut sedang dirawat di RSUD Pasar Minggu sejak Sabtu (2/12/2023).
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Tampang Panca Darmansyah Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagarkarsa, Benarkah Pengangguran? Ini faktanya
Panca 5 Kali Coba Akhiri Hidup Setelah Bunuh 4 Anaknya: Kenapa Saya Masih Hidup Aja sih |
![]() |
---|
Isi Chat D dengan Lelaki Lain yang Jadi Alasan Panca Mengeksekusi 4 Anaknya Sendiri |
![]() |
---|
Cerita Panca Ingin Akhiri Hidup Tapi Masih Diberi Kehidupan: Menyesal, 5 X Percobaan Masih Hidup |
![]() |
---|
Pengakuan Panca Lihat Chat Istri Selingkuh Dengan 3 Pria, Jadi Alasan Menghabisi Nyawa 4 Anaknya |
![]() |
---|
Panca Bertengkar dengan Istri di WA Sebelum Habisi Nyawa 4 Anaknya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.