Berita Ekonomi
Pertalite Bisa Rp 7.000 Per Liter? Ini Penjelasan Menteri ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif angkat suara terkait dengan kemungkinan harga Pertalite akan turun harga
Bergantung keputusan

Hal itu pula yang membuat harga Pertalite tidak mengalami kenaikan ketika tren harga minyak mentah naik, begitu pun sebaliknya ketika harga minyak mentah turun.
Arifin pun menegaskan, untuk saat ini harga Pertalite tidak ikut turun. Meski demikian, ia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait potensi penurunan harga Pertalite ke depannya
. "Jadi ini (BBM non-subsidi-Red) turun-naiknya itu mengukuti fluktuasi harga minyak internasional, tapi yang BBM subsidi (harganya) tetap," tandasnya.
Adapun, mengutip Bloomberg, saat ini harga minyak mentah berjangka Brent masih sebesar 75,49 dollar AS per barrel. Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar 70,67 dollar AS per barrel.
Dengan angka itu, Arifin enggan mengungkapkan berapa harga keekonomian Pertalite saat ini. Ia hanya menyebut bahwa harga jual saat ini masih lebih murah atau ada selisih dibandingkan harga keekonomiannya.
"Masih ada selisih. Jadi yang jelas kalau di bawah 60 dollar AS, baru (turun-Red)," tukas.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengungkapkan, harga keekonomian Pertalite masih lebih mahal sekitar Rp 2.000/liter dibandingkan harga jual saat ini.
Itu artinya, harga asli Pertalite seharusnya berkisar Rp 12.000 per liter, sebab saat ini harga jual Pertalite yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.000 per liter.
"Harga keekonomiannya masih lebih (dari harga jual). Lebihnya bisa sekitar Rp 2.000-an," terangnya, baru-baru ini.
Dengan kondisi tersebut, ia mengaku belum melihat peluang dilakukannya penurunan harga Pertalite.
"Kami belum melihat itu (peluang penurunan harga-Red),"
Seperti diberitakan, harga minyak mentah dunia mengalami penurunan sekitar 4 persen ke level terendah sejak Juni 2023 pada akhir perdagangan Rabu (6/12).
Mengutip Kompas.com, harga minyak mentah berjangka Brent anjlok 3,8 persen atau 2,90 dollar AS ke level 74,30 dollar AS per barrel.
Sementara minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 4,1 persen atau 2,94 dolar AS ke level 69,38 dolar AS per barrel.
Pelemahan harga minyak mentah didorong meningkatnya kekhawatiran terhadap penurunan permintaan bahan bakar global, setelah data terbaru dari AS menunjukkan kenaikan persediaan bahan bakar yang lebih besar dari perkiraan. (Tribunnews/Bambang Ismoyo/Kompas.com/Yohana Artha Uly)
Semarang Deflasi di Bulan Agustus, Beras Masih Alami Inflasi |
![]() |
---|
Pasca Panen Raya, Inflasi Jateng Masih Terjaga |
![]() |
---|
Tak Hanya Ramah Lingkungan, Penggunaan Biofuel Gerakkan Ekonomi Lokal |
![]() |
---|
Bahan Bakar Baru Digencarkan, Akademisi Ungkap Keunggulan Teknis Biofuel |
![]() |
---|
Pelaku UMKM Di Semarang Didorong Investasi di Pasar Modal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.