Fakta-fakta Pembunuhan Keji di Wonogiri, Emosi Dimaki, Diracun Potas hingga Dikubur di Bawah Kasur

TRIBUNJATENG.COM - Kasus pembunuhan berantai yang menggemparkan di Wonogiri akhirnya terungkap.

Sarmo (35), warga Kecamatan Girimarto, diidentifikasi sebagai pelaku yang tega mengubur jasad dua korban di bawah ranjang tempat tidurnya.

Kasus ini bermula dari penemuan kerangka manusia di dua lokasi berbeda pada Kamis (7/12/2023).

Pelaku, Sarmo, diduga melakukan pembunuhan terhadap Agung Santosa pada 2021 dan Sunaryo pada 2022.

Kapolres Wonogiri, AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah, mengungkapkan bahwa polisi menduga Sarmo menggunakan racun untuk membunuh kedua korban.

"Tindak pidana pembunuhan ini sudah cukup viral di tahun 2021 dan 2022. Setelah beberapa petunjuk, kita berhasil menangkap pelaku, dan pelaku mengakui perbuatannya," jelas AKBP Andi, Sabtu (9/12/2023), seperti dilansir dari Tribun Sumsel.

Modus operandi yang digunakan Sarmo adalah dengan mencampurkan racun potas ke dalam es teh yang kemudian diberikan kepada korban.

Selain pembunuhan, polisi juga mengungkap keterlibatan pelaku dalam satu kasus pencurian.

"Ini diawali dari kasus pencurian. Si pelaku S sering melakukan aksinya, lalu kita amankan terkait kasus pencurian," kata AKBP Andi.

Usai melancarkan aksinya pada April 2022, Sarmo mengubur jasad korban di bawah ranjang tempat tidurnya selama tiga bulan.

"Korban dikubur persis di bawah dipan atau kasur. Persis di kamar tersangka," tambah AKBP Andi.

Sarmo mengelabui korban pertama, Agung Santosa, dengan menyuguhkan minuman yang telah dicampur dengan potas.

Setelah korban meregang nyawa, Sarmo menyembunyikan jejak dengan menguburkan jasadnya di sebuah lokasi yang cukup jauh.

Dengan korban kedua, Sunaryo, Sarmo mengaku memiliki urusan utang piutang.

Sunaryo merupakan pemilik mobil yang digadaikan kepada Sarmo. Kedua kasus ini diungkap setelah polisi memantau aktivitas Sarmo selama beberapa bulan.

"Saya tega membunuh karena tekanan. Korban pertama selalu memojokkan saya.

Dia tidak bisa menerima jika penggergajian sepi. Bagi hasilnya, dia selalu ingin penuh terus," ujar Sarmo, mengungkapkan alasan di balik perbuatannya.

Diketahui bahwa kedua korban memiliki relasi berbeda dengan Sarmo. Agung Santosa adalah rekan bisnis, sedangkan Sunaryo adalah pemilik mobil yang digadaikan oleh Sarmo.

"Seharusnya saya kan sudah mengambil, karena sudah tempo saya belum bisa, akhirnya dia (Sunaryo) terus menekan saya. Telatnya dua bulan," jelasnya.

Sarmo mengatakan korban Sunaryo selalu menekannya dengan kata kasar.

Menurutnya korban juga mengatainya kalau tidak bisa dipercaya, hal itu yang membuatnya emosi.

"Korban bilang sudah dibantu tapi tidak bisa mengerti, pokoknya mencaci-maki saya," kata Sarmo.

Ia pun menghabisi nyawa Sunaryo dengan sebotol air putih yang juga dicampur apotas.

Tak jauh beda, ia mengubur jasad korban di bawah dipan yang berada di tempat penggergajian kayu miliknya.

Sarmo mengakui dirinya takut usai melakukan pembunuhan itu.

Berbagai cara dia lakukan untuk menghilangkan barang bukti.

Salah satunya dengan membakar jasad Sunaryo.

"Saya kubur dulu tiga bulan. Kemudian ada Polisi naik ke atas (tempat penggergajian) saya panik. Dari kepanikan muncul inisiatif untuk menghilangkan jejak dengan membakar," jelasnya.

Ia pun sempat tidak mengakui perbuatan kejinya ini.

Berbagai upaya ia lakukan untuk menghilangkan barang bukti.

"Setiap diinterogasi saya tidak mengaku. Sekecil apapun barang bukti selalu berusaha saya hilangkan," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Keji Pembunuh Berantai Wonogiri Kubur Jasad Korban di Bawah Kasur, Racuni Pakai Potas, Emosi Dimaki