Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Hasil Survei Pertanian BPS Kota Semarang, Lahan Pertanian Semakin Sempit

Badan Pusat Statatistik (BPS) Kota Semarang merilis hasil survei pertanian yang telah dilakukan 1 Juni - 31 Juli 2023.

Eka Yulianti Fajlin
Kepala BPS Kota Semarang, Fachruddin Tri Ubajani melaporkan hasil sensus pertanian 2023, Selasa (12/12/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Pusat Statatistik (BPS) Kota Semarang merilis hasil survei pertanian yang telah dilakukan 1 Juni - 31 Juli 2023. 

Kepala BPS Kota Semarang, Fachruddin Tri Ubajani mengatakan, tren sektor pertanian di Kota Semarang selalu menurun. Diakuinya, layan pertanian di ibu kota Jawa Tengah memang semakin sempit. Bahkan, sektor pertanian menyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) yang sangat sedikit. 

"Sektor pertanian menyumbang PDRB di Semarang 0,85 pada 2022, terus turun jadi 0,84. Kemarin, 0,8. Jadi, tidak ada satu persen," ujar Fachruddin, Selasa (12/12/2023). 

Semakin menurunnya sektor pertanian di Kota Semarang, menurutnya, karena merupakan kota metropolitan. Praktis, kondisi lahan Kota Semarang semakin berkurang. Penduduk semakin bertambah. Tentu saja, kebutuhan perumahan bertambah. 

"Jadi, kota besar yang ditumbugkembangkan sektor sekunder dan tersier. Tersier berupa kota jasa. Sekubder ada induarri dan konstruksi," sebutnya. 

Hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023), jumlah usaha pertanian sebanyak 13.450 unit. Jumlah itu turun sebesar 36,62 persen dibanding 2013 yang sebanyak 21.222 unit.

Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebanyak 13.408 unit, turun 36,69 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 21.178 unit.

Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 5 unit, turun 73,68 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 19 unit.

Jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) tahun 2023 sebanyak 37 unit, naik 48,00 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 25 unit.

Sejalan dengan UTP yang mengalami penurunan, Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) 2023 juga mengalami penurunan 25,06 persen dibanding RTUP 2013.

RTUP pada semua subsektor mengalami penurunan selama 2013-2023.

Penurunan terbesar jumlah RTUP secara absolut terjadi pada Subsektor Perkebunan dan Subsektor Kehutanan dengan penurunan masing-masing sebesar 1,58 ribu unit (83,53 % ) dan 4,21 ribu unit (80,59 % ) dalam sepuluh tahun terakhir.

Di sisi lain, lahan pertanian yang semakin sempit menjadikan urban farming sebagai solusi. Pelaku usaha urban farming di Kota Semarang cukup banyak yaitu 76 RTUP dan 76 UTP. (eyf)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved