Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Belajar Recount Text Lebih Bermakna dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Astuti (2022), pembelajaran berdiferensiasi mempunyai karakteristik tertentu.

Editor: Editor Bisnis
Istimewa
Satya Ika Rini, S.Pd - Guru B. Inggris SMA N 8 Semarang 

Satya Ika Rini, S.Pd
Guru B. Inggris SMA N 8 Semarang

Belajar Recount Text Lebih Bermakna dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

TRIBUNJATENG.COM - Pembelajaran bahasa Inggris membantu siswa menyiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat. Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris bersifat dinamis dan fluid, yaitu memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam pemilihan teks atau jenis aktivitas belajarnya. Pembelajaran bahasa Inggris memiliki peluang untuk mencapai profil Pelajar Pancasila melalui materi teks tertulis, visual, teks oral, maupun aktivitas-aktivitas yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar. Bagi siswa kelas X SMA Negeri 8 Semarang, sekarang tahun pertama mengalami pengalaman belajar dengan Kurikulum Merdeka.

Pada pembelajaran recount text bagi siswa kelas X, penulis menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Karena pembelajaran berdiferensiasi mengakomodasi kebutuhan belajar siswa. Guru dapat memfasilitasi siswa sesuai dengan kebutuhannya. Sebab, setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil. Karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap siswa, maupun pembelajaran yang membedakan antara siswa yang pintar dengan yang kurang pintar.

Menurut Astuti (2022), pembelajaran berdiferensiasi mempunyai karakteristik tertentu. Antara lain, lingkungan belajar mengundang siswa untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar siswa, dan manajemen kelas efektif. Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain: pertama, melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar siswa (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survei menggunakan angket, dan lain-lain). Kedua, merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar). Ketiga, mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan tidak akurat, maka rencana pembelajaran dan tindakan yang dibuat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar siswa, kita juga memerlukan data yang akurat baik dari siswa, orang tua/wali, maupun dari lingkungannya. Pemetaan kebutuhan belajar siswa, penulis bekerja sama dengan guru Bimbingan dan Konseling kelas X. Pengalaman penulis menerapkan pembelajaran recount text dengan model pembelajaran berdiferensiasi, setelah melakukan kegiatan pendahuluan (apersepsi) serta menyampaikan tujuan atau topik pembelajaran pada siswa.

Maka tahapan selanjutnya adalah : Pertama, Siswa duduk berkelompok sesuai hasil pemetaan kebutuhan belajar. Kedua, Guru menjelaskan materi pembelajaran secara garis besar; Ketiga, Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan secara berkelompok yaitu menuliskan pengalaman mereka sesuai dengan gaya belajar masing-masing kelompok (A: video/foto; B: membuat mind mampping; C: membuat gambar). Keempat, Guru menunjuk salah kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas kelompok lain menanggapi; Kelima, Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa; Keenam, Guru memberikan evaluasi; Ketujuh, Dengan mengajukan pertanyaan siswa membuat kesimpulan. Setelah pembelajaran selesai, penulis memberikan penilaian formatif dan meminta siswa memberikan komentar pembelajaran berdiferensiasi.
Hasil penilaian sangat memuaskan, karena 85 persen siswa tuntas belajar dengan rata-rata mencapai 90, dan 95 persen siswa menyatakan sangat senang dengan pembelajaran berdiferensiasi Penerapan pembelajaran berdiferensiasi menjadikan pembelajaran Bahasa Inggris menjadi lebih bermakna. (*)

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved