Berita Pati
Tragedi Dua Bocah SD Tenggelam di Embung Sinomwidodo,"Mereka Pulang Mengaji"
Duka menyelimuti Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, akibat tragedi tenggelamnya dua bocah laki-laki, VAA dan MIA di Embung.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Dua bocah laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah dasar, VAA (8 tahun) dan MIA (11 tahun), tewas tenggelam di lokasi pembangunan Embung Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, pada Minggu (17/12/2023) sore.
VAA adalah warga desa setempat, sedangkan MIA berasal dari Desa Karangwono.
Dalam video amatir yang beredar di media sosial, terlihat warga membawa dua bocah yang tenggelam ke daratan dan berusaha menyelamatkan mereka.
Namun, sayangnya, keduanya tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia.
Kapolsek Tambakromo, Iptu Muhlishon, menyampaikan bahwa peristiwa ini dimulai ketika kedua korban bersama tiga teman mereka pulang setelah mengaji.
"Pada Minggu sekitar pukul 15.45 WIB, setelah mengaji di madrasah Desa Karangwono, lima anak pergi melihat embung yang sedang dibangun di Desa Sinomwidodo. Setelah sampai, VAA mengajak empat temannya untuk bermain air di embung," ujarnya ketika diwawancarai di Polsek Tambakromo, Senin (18/12/2023).
Kemudian, VAA dan MIA bermain air di tengah embung, sementara tiga teman mereka berada di pinggir embung.
Dikarenakan tidak bisa berenang, VAA dan MIA tenggelam dan tidak muncul lagi.
Teman-teman mereka yang panik berusaha menolong, tetapi tidak berhasil.
"Pukul 16.15, warga sekitar mengangkat korban dari embung. Evakuasi tidak memakan waktu lama, kurang dari 15 menit warga berhasil mengangkat korban, namun keduanya sudah tidak bernapas," jelasnya.
Sementara itu, Perangkat Desa Sinomwidodo, Tarno, menjelaskan bahwa embung yang menjadi lokasi kejadian sebenarnya belum selesai, masih dalam tahap pengerjaan.
"Pembangunan embung memang belum selesai sepenuhnya. Ini masih dalam proyek pengerjaan. Karena keterbatasan dana, baru pada tahun 2023 desa bisa menganggarkan untuk pengerukan. Pembuatan pagar direncanakan pada tahun 2024," ungkapnya.
Rencana pembangunan pagar di sekitar embung, kata Tarno, sudah termasuk dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) yang disetujui pada bulan November lalu.
Menurut Tarno, karena masih dalam tahap pembangunan, embung belum berfungsi. Air di dalam lokasi embung hanyalah air hujan yang tertampung.
"Dengan terjadinya peristiwa kemarin, berdasarkan hasil rapat desa, rencana kami minimalnya adalah memasang papan imbauan. Atau sebelum dana turun, kami akan mencoba membuat pagar bambu, dan nanti akan dievaluasi bersama," tambahnya.
Tarno mengajak masyarakat untuk saling memberikan imbauan dan menjaga agar tidak ada lagi anak-anak yang bermain di lokasi pembangunan embung. (mzk)
Di Posko AMPB, Warga Nobar Pemeriksaan Bupati Pati Sudewo di KPK |
![]() |
---|
Bupati Pati Sudewo Diperiksa KPK Hari Ini, AMPB Batal Demo jika Ada Penetapan Tersangka |
![]() |
---|
Aksi Kirim Surat Ribuan Warga Pati ke KPK Minta Usut Sudewo, Kristiyani Ikhlas Bayar Sendiri 14 Ribu |
![]() |
---|
Seribu Warga Pati Fix Gelar Aksi 2 September di Jakarta? Surat ke KPK Sudah Dikirim via Pos |
![]() |
---|
Bukan Isapan Jempol, Pakar Hukum Bivitri Susanti Sebut Bukti Pemakzulan Bupati Pati Sudah Kuat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.