Berita Kudus
Saat Gubuk Reyot Devi dan Keluarga di Lereng Muria Disulap Jadi Rumah Kokoh
Karena tidak mampu untuk memperbaiki banyak, akhirnya rumah ini mulai doyong (miring) ya kurang lebih 4 tahun terakhir
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Gejolak perekonomian yang tidak stabil dalam beberapa tahun terakhir tidak hanya dirasakan oleh rakyat dari kalangan menengah ke atas saja.
Masyarakat dari kalangan perekonomian menengah ke bawah justru bagian yang paling terdampak atas ekonomi yang tidak stabil. Baik perekonomian di tingkat nasional, maupun ekonomi masyarakat di tingkat daerah.
Seperti yang dialami Devi Mardiana Sari (31) dan suami Ahmad Husen (31), warga Dukuh Sekandang RT 5 RW 2 Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Penghasilan suami yang tidak seberapa sebagai kuli (buruh) angkut pupuk ayam hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan asupan makanan keluarga kecil.
Rp 100.000 per hari yang dihasilkan dari bekerja sebagai buruh terkadang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian Devi dan Husen beserta dua anak yang masih sekolah.
Baca juga: Guru Swasta di Kudus Penerima Tunjangan Rp 1 Juta per Bulan Akan Diverifikasi Ulang
Jangankan memikirkan tempat tinggal, kebutuhan pokok lainnya seperti sandang yang setiap hari dipakai pun luput dari harapan.
Ikhlas dan sabar menjadi asupan makanan keluarga kecil Devi setiap hari kurang lebih 10 tahun terakhir.
Mereka bertahan di bawah atap gubuk reyot yang menjadi tempat berlindung ternyamannya di tengah gonjang-ganjing ekonomi nasional.
Kepada tribunjateng.com, ibu 31 tahun tersebut bercerita, sejak memilih hidup bersama Ahmad Husen sebagai sepasang suami istri, satu niat yang terbesit dalam benak Devi Mardiana Sari menemani sang suami dalam suka dan duka.
Perjalanan hidup keduanya dimulai setelah ikrar janji suci pasangan suami istri terucap di usia muda.
Pada mulanya, Devi dan Husen menjalani perjalanan hidup mengalir tanpa harus memikirkan beban kebutuhan yang berat.
Suatu ketika, sekiranya 10 tahun silam, keduanya dikaruniai putra pertama yang memaksa Devi dan Husen harus mencari tempat tinggal menetap bagi keluarga kecilnya.
Penghasilan pas-pasan dari sang suami mengurungkan cita-cita Devi untuk memiliki tempat tinggal baru layaknya di perumahan.
Mereka hanya bisa mengandalkan warisan orangtua Husen dalam bentuk gubuk sederhana sebagai tempat bernaung dari panas dan hujan.
"Awalnya kondisi rumah warisan orangtua ini belum separah sekarang. Meskipun atap sudah pada bocor, kami masih tinggal dengan aman. Ya walaupun bocor di mana-mana, tetap harus bersyukur," terangnya.
Guru Swasta di Kudus Penerima Tunjangan Rp 1 Juta per Bulan Akan Diverifikasi Ulang |
![]() |
---|
Krisis Guru TK di Kudus, Bikin Minat Orangtua Turun Masukkan Anak ke TK Negeri di Kudus |
![]() |
---|
1.700 Pelajar di Kudus Pecahkan Rekor MURI Tari Kretek Terbanyak |
![]() |
---|
DPRD Kudus Launching Aplikasi DI TIK TOK, H Masan: Upaya Benahi Tata Kelola Kearsipan |
![]() |
---|
DPRD Kudus Luncurkan Sistem DI TIK TOK, H Masan: Solusi Digital dalam Pengelolaan Arsip |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.