Berita Jateng
Kasus Covid-19 Melonjak, Pattiro Semarang Pantau Ada 29 Daerah di Jateng Tak Update Website
Seolah-olah, Program Penanggulangan Covid-19 adalah proyek semata-mata, yang habis anggaran, maka habis pula penanganannya
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Lembaga Perhimpunan PATTIRO Semarang (Pattiros) menemukan 29 daerah di Jawa Tengah sudah tidak berfungsi sebagai media informasi dan pemantauan kasus Covid-19.
Lembaga yang fokus memperhatikan sumberdaya publik daerah ini menyebut, hanya enam website daerah yang masih melakukan update hingga bulan Desember 2023 yakni Pati, Pemalang, Pekalongan, Wonosobo, Purworejo, dan Kota Semarang.
Kepala Divisi Tatakelola Kesehatan PATTIROS Semarang, Putri Milasari mengatakan, dengan ketidakaktifan media informasi website tersebut, agaknya kekhawatiran publik bahwa tingkat kewaspadaan Pemda, terutama Dinkes mengalami penurunan yang sangat drastis.
Hal ini sangat patut untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh Kepala Daerah dan Kepala Dinas.
Baca juga: Putrinya Naik Fortuner Kecelakaan, Oknum Polisi Datang ke TKP Naik Alphard dan Bawa Pisau
Seolah-olah, Program Penanggulangan Covid-19 adalah proyek semata-mata, yang habis anggaran, maka habis pula penanganannya.
"Mengingat ketidakaktifan website Covid-19 tersebut, sama artinya dengan hilangnya sistem peringatan dini yang tersedia bagi warga Masyarakat atas status kebahayaan Penyakit Covid19 di daerahnya," ujarnya saat dihubungi Tribun, Rabu (20/12/2023).
PATTIROS melakukan pemantauan website Pemda soal Covid-19 lantaran kasus Covid19 di Provinsi Jawa Tengah mulai melonjak.
Data hingga Senin, 18 Desember 2023, kasus Covid-19 di Jawa Tengah meningkat mencapai 34 orang, atau terjadi kenaikan kasus sebesar 209 persen.
Menurutnya, Covid-19 belum hilang dan masih menjadi ancaman Kesehatan, yang mempunyai dampak berganda signifikan.
Walaupun oleh Pemerintah, status Penyakit ini telah diubah dari pandemi menjadi endemik, tapi sudah seharusnya kewaspadaan stakeholder daerah dan Pemerintah Daerah, diberbagai tingkatan tidak seharusnya mengendor.
"Sudah seharusnya Tingkat kewaspadaan tetap dijaga, secara kebijakan, secara governance, dan secara politik anggaran," paparnya.
Ia melanjutkan, berdasarkan pantauan lembaganya dari 35 website daerah kabupaten dan kota di Jawa Tengah, ditemukan 34 persen (12 daerah) tidak lagi mengaktifkan website Covid-19. Kemudian 66 persen (23 daerah) website masih aktif.
Situasi ini menunjukan, Pemda masih memelihara, mengelola, dan mengembangkan media informasi internet tersebut secara optimal.
Namun, kesimpulan tersebut tidak dapat buru-buru disampaikan, mengingat apa yang dimaksud dengan Keaktifan Website adalah ketersediaan website untuk diakses.
"Keaktifan website Covid-19 untuk diakses tidak berkaitan dengan kemutakhiran
atau pembaharuan data yang dilakukan secara regular, rutin, dan kontinyu," ujarnya.
Rakor Penyelesaian Permasalahan PPPK Guru Digelar di Jateng, Penuntasan ASN Paruh Waktu Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Impro Sukses Gawangi Acara Nasional Se-Indonesia, Dipercaya BUMN hingga Perusahaan Internasional |
![]() |
---|
FISR 2025 Ajak Peserta Kunjungi Sawah Low Carbon dengan Kualitas Padi Lebih Baik dan Hemat Biaya |
![]() |
---|
Ironi PHK di Jawa Tengah Capai 10 Ribu Lebih, Picu Gangguan Kejiwaan |
![]() |
---|
RSJ Semarang Dibanjiri Pasien ODGJ, Ternyata Dampak dari PHK di Jateng Tertinggi Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.