Berita Banyumas
Siswa-Siswi KBTK Puhua Purwokerto Belajar Pentingnya Menyelamatkan Diri di Situasi Kebakaran
Siswa-siswi KBTK Puhua Purwokerto diajari tentang pelatihan keselamatan di situasi kebakaran.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Siswa-siswi KBTK Puhua Purwokerto diajari tentang pelatihan keselamatan di situasi kebakaran.
Pendidikan usia dini (Early Years) di Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua School) memasukkan elemen keselamatan, evakuasi, dan pemahaman dasar tentang kebakaran.
Di Inggris, Tiongkok, dan beberapa negara lain hal itu juga sudah dilakukan.
Hal itu sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka yang dirancang sesuai dengan perkembangan anak dan memberikan fondasi kuat pemahaman keselamatan sepanjang hidup mereka.
"Ini adalah bagian dari pendidikan yang bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan anak agar dapat menjaga keselamatan mereka sendiri dari berbagai situasi, termasuk kebakaran," ujar Kepala Sekolah Kepala Sekolah KBTK Puhua, Lyu Xiao Qian, B.A., M.M kepada Tribunbanyumas.com dalam rilis, Rabu (20/12/2023).
Di Puhua kegiatan ini diselenggarakan untuk siswa early years pada jenjang usia 2-6 tahun.
Metode bagi anak usia dini dalam proses transformasi dan komunikasi sampai ke pemahaman menggunakan pendekatan bermain dalam simulasi interaktif.
Awalnya anak diberi edukasi dasar keselamatan.
Caranya dengan simulasi yang dilakukan guru dengan cara diperagakan.
Guru yang hanya diam saja dan tidak mencari jalan keluar ketika ada api lama-lama apinya semakin mendekat.
Guru yang panik terburu-buru sehingga menabrak api juga turut disimulasikan.
Tak ketinggalan Guru yang panik dan akhirnya bertabrakan di pintu keluar menjadi aksi yang ditangkap di kepala anak untuk bisa membedakan sebuah tindakan demi tindakan dan dampaknya.
Meregulasi anak bersikap tenang saat terjadi situasi darurat kebakaran, fokus mencari jalan keluar, dan menghindari sumber api serta berjalan membungkuk.
Kemudian menutup hidung menjadi contoh yang dilakukan guru kemudian ditiru anak-anak dalam simulasi yang didesain senyatanya.
Misalnya munculnya asap, deretan api yang digantung di sepanjang jalur evakuasi, hingga sirine dan sebagainya.
"Setiap panca indera anak dipantik untuk menstimulan dan merasakan bahaya serta mampu meregulasi rasa panik, kaget, hingga takut untuk diatasi dengan tetap fokus mencari jalur keluar," katanya.
Busuknya Kelakuan Pelaksana MBG di Banyumas, Keracunan Puluhan Siswa SD Berusaha Ditutupi |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: 70 Siswa SD di Banyumas Diduga Keracunan Massal Usai Santap Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Menteri PPPA Bongkar Fenomena Anak Jual Keperawanan: Mereka Korban Kegagalan Sistem |
![]() |
---|
Masih Jadi Misteri Siapa Dalang di Balik Teror Ketuk Pintu di Kemranjen Banyumas |
![]() |
---|
Teror Ketuk Pintu Misterius di Kemranjen Banyumas, 2 Malam Berturut-turut Mulai Pukul 21.00 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.