Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

16,3 Kilometer dari Alun-alun Kudus Ada Desa Penghasil Durian, Rasa Manis Pahit, Berat Hingga 3 Kg

Durian lokal daerah tak selamanya tersisih dari persaingan. Ciri khas durian lokal justru bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta durian. 

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Ngatmono menunjukkan durian lokal Menawan Kudus yang dimintai berbagai kalangan, Senin (25/12/2023). 

Nama pak Ngatmo sudah cukup terkenal di kalangan pecinta durian.

Usaha yang dibangunnya hingga 20 tahun lebih membangun namanya sebagai penjual durian lokal Menawan yang populer di kalangan pecinta buah berduri itu.

Dari rumah tinggal tersebut Ngatmono menjual durian-duriannya ke semua pelanggannya.

"Sekarang jualan di rumah saja, pembeli yang datang ke rumah. Kadang pembeli sampai kehabisan gak kebagian, siang-sore sudah habis," tuturnya.

Baca juga: Keren! Kota Semarang Punya Pohon Durian Malika Berusia Ratusan Tahun, Cuma Satu-satunya di Dunia

Ngatmono tiap hari memanen 30-50 durian dari puluhan pohon secara bergantian. 

Ukuran satu buah durian lokal Menawan bervariatif, mulai dari 1,5 kilogram hingga 3 kilogram per buah.

Ada jenis durian berwarna putih, ada juga jenis durian berwarna kuning.

Durian lokal Menawan Kudus.
Penampakan durian lokal Menawan Kudus. (TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM)

Satu buah durian lokal Menawan dibandrol mulai dari Rp 25.000 - Rp 200.000 tergantung jenis dan ukuran. 

Kata Ngatmono, dinamakan durian lokal Menawan karena mayoritas pohon durian di wilayan Menawan tumbuh dari biji langsung. 

Dalam semusim panen, dia bisa menjual lebih dari 1.000 butir buah durian

Tahun ini, kurang lebih 500 buah durian lokal Menawan sudah berhasil dijual dalam tahap awal panen.

Dia memprediksi bahwa masa panen durian tahun ini masih berlangsung hingga Januari mendatang. 

Dengan harapan, cuaca mendukung agar hasil buah durian bisa maksimal.

"Alhamdulillah dengan berdagang durian lokalan saja cukup menjanjikan hasilnya. Kalau pas lagi tidak musimnya panen, saya beralih ke rambutan dan jambu air," ucapnya. (Sam)
 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved